“Tidak terang dan hanya sebatas Kross cek dan peyelidikan saja, kelanjutan tidak ada, seperti jika ada pengembalian dana ke mana, sampai saat ini cuma cerita adanya Pengembalian uang tidak ada,” katanya.
Berikut soal realisasi anggaran P2DK yang di gunakan buat beli ternak sapi , realisasi banyak nama penerima diduga di fiktipkan, Serta sapi-sapi itu saat ini menjadi milik pribadinya setelah di ambil kembali dari penerima dengan tebusan Rp 1,3 juta saja.
‘Saat sapi itu tak ada lagi milik desa semua jadi milik Pribadi, sementara sapi itu di beli dengan dana APBD dengan harga perekor 11 Juta rupiah,” katanya.
Saat ini kondisi desa semakin kacau kades Tak lagi segan dan takut apa lagi dengan BPD, salah satu untuk lembaga adat.
“Hingga kini belum di SK oleh kades . sedang Lembaga adat desa sangat penting, Kita telah puas mendorong hal itu namun kades Kausari tidak pernah merespon hingga kini SK lembaga adat desa belum juga selesai Sementara SK lembaga adat desa di terbitkan
Oleh kades,” katanya.
Ketika di temui di kantor Kepala Desa Kausari di kantor Desa tertutup rapat tak satupun ada petugas desa yang ada di kantor. menurut warga yang tinggal di dekat kantor desa di Komfirmasi lintas10.com mengatakan jika ada pemberian BLT desa baru lah kepala desa dan perangkat kantor dibuka.
“Beginilah kondisi kantor desa kami setiap hari nya,” ujar warga sekitar kantor.
Kades kausari ketika di komfirmasi dirumah Pribadi nya saat itu ketika baru di sapa soal Kasus anak pondok yang meninggal, dengan tidak berucap pergi saja.
“Saya lagi sibuk bekerja,” ujar Kausari.
(PB asmara)