Palu, Lintas10.com – Kegiatan clearing lokasi di Balaroa bertujuan untuk menghilangkan rasa trauma masyarakat, karena kalau kita biarkan rumah-rumah masih hancur, masyarakat yang datang untuk melihat akan merasa trauma berkepanjangan.
Hal tersebut dikatakan Komandan Batalyon Zeni Tempur (Yon Zipur) 17/AD Letkol Czi Pabeta dihadapan awak media disela-sela pengerjaan pemerataan lokasi yang terdampak Likuifaksi, di Balaroa, Palu, Sulawesi Tengah, Selasa (23/10/2018).
Letkol Czi Pabeta menyampaikan bahwa pekerjaan yang dilaksanakan oleh Yonzipur 17/AD, Yonzipur 8/SMG dan Kementrian ESDM (Energi dan Sumber Daya Manusia) merupakan perintah dari Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, S.I.P. yang diarahkan kepada Panglima Komando Tugas Gabungan Terpadu (Pangkogasgabpad) Mayjen TNI Tri Soewandono, untuk membersihkan area ini agar menghilangkan rasa trauma warga.
“Untuk itu TNI bekerja sama dengan Kementerian ESDM melaksanakan clearing, agar dilihat nyaman dan layak. Kemudian setiap masyarakat yang melihat sudah berubah kondisinya tidak lagi ada rasa trauma lagi,” katanya.
Selanjutnya Danyon Zipur 17/AD juga mengatakan bahwa area yang sedang dibersikan luasnya sekitar 84 hektar dan sudah dikerjakan selama 3 hari. Kemudian untuk target pada hari ini sudah dikerjakan sekitar 50%. “Target kami kedepan mudah-mudahan cuaca mendukung agar 4 hari lagi area ini semuanya sudah diratakan,” ucapnya.
Letkol Czi Pabeta menjelaskan bahwa ada sekitar 20% atau 8-9 hektar yang tidak bisa dimasuki oleh alat berat karena kondisi tanah yang labil, apabila dilalui akan membahayakan bagi operator dan alat berat tersebut. “Oleh sebab itu kami harus berhati-hati dalam mengoperasionalkan alat berat supaya tidak terjerembab dan harus meyakinkan betul bahwa tempat itu aman untuk kita lewati,” ungkapnya.