Asisten III Prov Riau Syahrial Abdi, menceritakan sejarah singkat Batin Gasib yang diambil dari buku yang berjudul Sejarah Riau. Dalam buku ini tertulis bahwa Batin dan orang kaya yaitu orang yang mengepalai suku asli. Jabatan ini turun temurun. Batin juga mempunyai hutan tanah ulayat.
“Apa yang menjadi tujuan kita pada hari ini, terang benderang bahwa ini bagian dari sejarah. Bagian dari pengayaan adat istiadat yang ada di provinsi Riau dan terkhusus di kabupaten Siak ini” jelas Syahrial.
Ia menuturkan bahwa seorang Batin dibantu oleh tiga orang, yaitu Tongkat membantu batin dalam urusan yang menyangkut kewajiban-kewajiban terhadap sultan. Kemudian Monti membantu batin dalam urusan adat dan yang ketiga adalah Antan-Antan tugasnya membantu batin yang sewaktu-waktu dapat mewakili Tongkat dan Monti kalau keduanya berhalangan.
Secara panjang lebar Syahrial menuturkan bahwa pada masa pemerintahan raja Kecik, terdapat beberapa perbatinan di sepanjang aliran sungai Siak. Yaitu, Perbatinan Gasib, Perbatinan Senapelan, Perbatinan Segaleh, Perbatinan Perawang. Serta ada perbatinan lainnya serperti Batin Pandan, Batin Tenayan, Batin Minas, dan Batin Dolik.
Sementara di sebelah selatan kuala sungai Siak ada perbatinan Sakai dan perbantinan Pertalangan. Kemudian perbatinan di pulau-pulau seperti perbatinan Tebing Tinggi, Senggoro, Merbau dan Rangsang.
Batin Gasin yang pertama yaitu Gidan diangkat oleh Sultan Siak pada tahun 1922 (1922-1934). Selanjutnya jabatan Batin diturunkan pada anaknya yang bernama Jamin yang pada waktu itu menjabat sebagai Tongkat Batin (Ojung Pelawan) pada Batin I. Karena beliau sudah tua dan tidak sanggup untuk menjalankan tugas sebagai Batin, maka jabatan batin diturunkan kepada anak kemenakannya yang bernama Gidang.