SIAK, lintas10.com- Kekerabatan Kesultanan Siak Sri Indrapura, melakukan peninjauan ke Istana Peraduan yang saat ini dalam pemugaran oleh Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) , Rabu (20/3/1019) pagi kemarin.
Hadir dalam peninjauan itu, Tengku Ridwan, H. Tengku Said Amaruddin, Tengku Wira Safrada, Tengku Romainor, Tengku Busu, Tengku Mashur, Tengku Sulaiman, Tengku Bayu, Tengku Sulung, Tengku Ibrahim, Andy Bin Usman Yem, Ruslan Lai dan beberapa tokoh masyarakat Siak.
Ketua Kekerabatan Kesultanan Siak Sri Indrapura, Tengku Ridwan kepada awak media mengatakan sangat menyayangkan terhadap barang-barang di Istana Peraduan yang diganti itu, tidak dijaga dengan baik dan seakan-akan barang itu tidak bernilai.
“Sultan saja membangun Istana Peraduan ini, bahannya bukan sembarangan. Seperti keramik lantai buatan perancis, kayu juga termasuk golongan kayu keras,”kata Tengku Ridwan.
Tengku Ridwan menjelaskan, bahwa kedatangan mereka ke Istana Peraduan itu, bukan untuk menghentikan pekerjaan, akan tetapi melakukan peninjauan pekerjaan.
“Seharusnya hal seperti ini perlu dimusyawarahkan dulu, sebelum dilakukan pemugaran. Dan diundang pihak-pihak terkait seperti, kekerabatan kesultanan, tokoh LAM dan tokoh masyarakat. Jangan anggap negeri Siak ini sebagai negeri tidak bertuan,”katanya.
Diterangkan Tengku Ridwan, didalam undang-undang nomor 11 tahun 2010 sudah dibunyikan bahwa, material bangunan yang dirobohkan atau direnovasikan itu harus dikumpulkan dan dimuseumkan, bukan malah dipotong-potong dibuat dinding barak atau jembatan.
“Kita minta, setelah kami turun kelapangan ini, semuanya bisa diselesaikan dengan cara musyawarah, baik dengan Tim Ahli Cagar Budaya (TACB), pemerintah Daerah, tokoh masyarakat juga tokoh LAM,”harap Tengku Ridwan.