“Siak semenjak dahulu terkait harmonisasi kehidupan masyarakat dengan kepentingan kelestarian alam dan lingkungan. Semasa kesultanan Siak berjaya dulunya terdapat hutan hutan adat, tanah Ulayat masyarakat di larang menebang kayu apalagi merusaknya,”kata Kambicab Gerakan Pramuka 09 Siak H Syamsuar.
Sebutnya lagi, melalui pelaksanaan Perkemahan Bakti Saka Kalpataru dan Saka Wanabakti (Pertikawan) Tingkat Regional Sumatera pada tahun 2018, dengan tema “Cinta Hutan Lestari Lingkungan” pada tanggal 1-6 Oktober 2018 ini, Kabupaten Siak sebagai tuan rumah pelaksanaan kegiatan ini.
Menjulang azam untuk memperkenalkan Falsafah Kebudayaan Melayu yang ada di Kabupaten Siak semenjak dahulu terkait harmonisasi kehidupan masyarakat dengan kepentingan kelestarian alam dan lingkungan hidup.
“Saya harapkan Kegiatan Pertikawan Regional Sumatera Tahun 2018 ini, amat sejalan dengan nafas dan semangat masyarakat melayu dalam upaya menjaga dan merawat kelestarian alam dan lingkungan. Kegiatan ini nantinya akan diisi beragam kegiatan yang diharapkan memiliki dampak positif bagi lingkungan, diantaranya penanaman pohon atau penghijauan, edukasi peserta kegiatan melalui perkemahan bebas plastik dan sampah organik, kunjungan belajar kekampung proklim dan lain sebagainya,”Tutup H Syamsuar.
Acara juga dihadiri oleh Sekjen Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) RI Dr Ir Bambang Hendroyono MM. Ketua Kwarda Riau Hajali Johan, Ketua Kwarda se Sumatera, Kwarcab se Sumatera, Ketua Kwarcab 09 Siak Drs H Alfedri Msi, tokoh masyarakat serta ribuan insan pramuka.
Usai acara pembukaan undangan suguhkan beragam atraksi, diantaranya tari tarian atau rentak selaras adalah tari yang mewujudkan keistimewaan dan suasana baru yang bersumber dari kesenian di semenanjung Sumatera. Ada empat grub yang menampilkan tari. Tari zapin tardisional Siak,
tari Saman Aceh, tari tor tor Sumatera Utara, tari Ibdang dari Sumatra Barat.