TAK AKAN MELAYU TERBERAK DI CELANA (Rempang Malang Rempang Terbuang)

Pekanbaru, Top Ten711 kali dibaca

Catatan H. Dheni Kurnia

DEMONSTRASI besar-besaran terjadi di Batam akhir Agustus lalu. Dikatakan besar, karena hampir 4 ribu orang turun ke jalan menolak investasi dari China. Sejauh ini, tak pernah ada demo sedahsyat itu di Batam, Kepulauan Riau (Kepri).

Demo digelar hampir oleh seluruh warga Pulau Rempang, Galang, Bulang dan simpatisan anak Melayu Kepri di depan Gedung Badan Pengusahaan (BP) Batam. Demo berakhir rusuh, tegang dan sengit. Adu argumentasi, adu data dan adu sejarah mewarnai debat siang terik itu.

Batu dan botol beterbangan di depan gedung yang dijaga ketat TNI dan Polri. Seperti punya sayap, salah satu lemparan, hinggap di bibir Komandan Kodim (Dandim) 0316 Batam Letkol Inf Galih Bramantyo. Diapun mengaduh menahan sakit.

Tapi karena Galih seorang komandan dan perwira TNI, dia tidak marah. Malah dengan sabar dia bilang; “Baru kali ini dalam karir saya terkena batu. Tapi gak apa-apa. Saya hanya minta kesabaran Bapak dan Ibu. Kami di sini semuanya sabar Pak. Kita sama-sama menjalankan tugas, saya minta jangan ada yang anarkis. Saya minta sekali lagi tidak ada yang lempar-lempar,” kata Galih Bramantyo.

Tapi masyarakat sudah kadung marah. Mereka tak lagi suka mendengar. Imbauan itu macam masuk kiri, keluar kanan. Mereka terus saja main lempar batu, kayu, air mineral, sepatu dan sandal. Bahkan pagar besi Gedung BP, jebol dirusak massa. Kesabaran pihak keamanan benar-benar diuji hari itu. Meski sempat adu mulut sangat panjang, unjukrasa kembali teratur.

Masyarakat Rempang dan Galang mengaku, sudah gerah dengan pemerintah dan penguasa. Mereka telah bermohon berkali-kali agar kampung mereka tidak digusur. Tapi tak ada yang mau mendengar. Mau mengadu kepada siapa. Mau melapor kepada siapa. Semuanya orang-orang dari pemerintahan yang sah. “Jalan terakhir ya kami unjukrasalah,” kata Hazrin, salah seorang demonstran.

Baca Juga:  Tour De Siak 2016 Sukses Digelar Dan Ribuan Penabuh Kompang Pecahkan Rekor MURI

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.