Cirebon, lintas10.com – “Banyak jalan menuju roma”, begitulah istilahnya. Sulit untuk bisa mudik lewat darat, para nelayan asal Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, mengambil jalan lewat laut.
Warga yang merupakan nelayan rajungan ini menempuh perjalanan dua hari dua malam mengarungi lautan untuk tiba di perairan wilayah Cirebon.
Perjalanan lewat laut dengan kendaraan perahu itu terpaksa dilakukan, karena khawatir dengan adanya penyekatan dan diputar balik sesuai aturan larangan dari pemerintah.
Hasan Bisri, salah satu nelayan Mundu, menuturka ia bersama dengan nelayan Mundu lainnya berangkat dari Jakarta Sabtu malam (24/4) dan baru sampai Cirebon Senin siang (26/4).
Sebelumnya, kata Hasan, ia dan nelayan Mundu lainnya mencari rajungan di perairan Jakarta. Sebab, tangkapan ini di wilayah Cirebon sendiri sedang sepi.
Biasanya, para nelayan menggunakan bus untuk bolak- balik Cirebon-Jakarta. Tapi karena ada pengetatan dan larangan mudik, akhirnya mereka terpaksa menggunakan perahu.
“Mau pulang pakai bus ke Cirebon, tetapi takutnya disuruh balik lagi. Katanya pemerintah melarang mudik, jadi kita pulang ke Cirebon bawa balik lagi perahu kita ke Cirebon,” ujarnya.
Menurut Hasan, ia mudik dengan perahu itu tidak sendirian. Ada sekitar 20 perahu yang berangkat bersamaan dari Jakarta ke Cirebon.
“Kalau perahu jarak jauh harus barengan, kita khawatir ada sesuatu kalau sendirian, di laut kan cuacanya tidak menentu,” ungkapnya.
Perjalanan dari Jakarta menuju Cirebon menggunakan perahu memakan waktu yang cukup lama. Bisa menghabiskan waktu dua hari dua malam. Itu pun tidak berenti.
Begitupun biaya solar cukup besar untuk menggunakan perahu mudik ke Cirebon. “Solarnya antara Rp800 ribu sampai satu juta. Belum untuk makan minum selama di perahu,” ujarnya. ***