Ironisnya, diduga akibat tidak mengikuti kegiatan extrakurikuler tapak suci itu pulalah pihak yayasan muhammadiyah menutup diri hingga orang tua murid mengaku bolak – balik ke sekolah tak mendapatkan kepastian akan anaknya tersebut hingga masa pendaftaran untuk masuk ke SMA Negeri telah berakhir pihak Yayasan Muhammadiyah masih sulit untuk ditemui.
” Semua upaya sudah dilakukan. Baik melalui telepon maupun mendatangi Pimpinan Cabang PCM Yayasan. Dan mendatangi ke sekolah, jumpai kepseknya juga tidak mau. Baik lewat WA juga sudah disampaikan. Sempat berbincang sama Kepsek, dia menyuruh untuk menemui guru skul dan setelah itu kontak kami diblokir. Kepsek tidak bersedia jumpa sama orang tua murid. Kami tau kepsek tak ada jadwal mengajar di SMP Negeri pada hari kamis. Kami datangi terakhir hari Kamis (20/06) dia malah sembunyi, malah kontak orang tua murid pun di blokir” ucap orang tua murid kesal.
Mirisnya, murid tersebut sempat hadir pada saat mau sidik jari saat itu, namun oleh pihak yayasan tidak diperbolehkan ujarnya.
” Raport sama ijazah masih ditahan disana semua. Semua murid sudah dikasih sementara anakku tak dikasih. Padahal pendaftaran ke SMA sudah lewat semua” kata Sri meluapkan kesedihannya.
Informasi lainnya dihimpun bahwa Kepala Sekolah Yayasan Muhammadiyah diduga ternyata rangkap jabatan yakni sebagai Kepala Sekolah di Yayasan Muhammadiyah dan sebagai tenaga pendidik di SMP N 3 Pancur Batu.
Atas hal ini pulalah maka sang kepala sekolah sulit untuk ditemui akibat membagi waktu di dua sekolah yang berbeda. Ironisnya Kepala Sekolah Fitri Zulhizah diketahui terdaftar sebagai Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) namun ia dipercayakan pula sebagai kepala sekolah diyayasan Muhammadiyah Tanjung Selamat.