Sementara saksi Ibas dan Doni dalam keterangan sebelumnya mengatakan pada tanggal 24 Februari 2020 sekira jam 20.00 wib, saat jaga malam melihat cahaya mata yang diduga mata harimau, namun tidak melihat bentuk tubuh dengan jelas karena gelap dan jaraknya lebih kurang 50 meter. Kemudian Ibas dan Doni melaporkan kejadian tersebut kepada petugas Satpam patroli dan dilakukan pengecekan, ternyata tidak menemukan harimau. Namun setelah dilakukan pengecekan dan analisa oleh tim, ternyata tidak ditemukan jejak harimau tetapi di jumpai jejak mirip hariau akar yakni sejenis kucing hutan dan tdk berbahaya bg manusia maupun hewan ternak.
Begitu juga mengenai keterangan Suwarno yang mengatakan ada melihat tiga ekor harimau di sekitar kebun kelapa sawit miliknya di sei Alam dusun Dundangan pada tanggal 25 Februari 2020 sekira jam 10.00 wib pada saat akan memanen kelapa sawit dan setelah di lakukan pengecekan dan analisa dari Tim BKSDA ternyat tidak dijumpai jejak Harimau Sumatra dan hanya jejak mirip harimau akar atau sejenis kucing hutan.
Dari hasil pengecekan dan analisa tersebut, akhirnya tim menyimpulkan berita yang beredar di media on line mengenai berkeliaran Harimau Sumatra di kawasan perkebunan PT. Surya Bratasena Plantation sebanyak lima ekor adalah tidak benar atau hoax. Gambar atau foto harimau yang beredar diambil oleh Sawal dari Facebook Puja kesuma dan setelah di cocokan oleh Tim BKSDA foto tersebut di lokasi Jambrut – Siak. Jejak-jejak yang di temukan yang di duga jejak harimau setelah di analisa Tim BKSDA adalah bukan jejak harimau, namun jejak tsb mirip jejak macan akar atau sejenis kucing hutan krn jejaknya kecil berukuran panjamg 6 cm, lebar 4 cm.
Namun Tim BKSDA tetap akan memasang kamera pemantau di lokasi yg diduga jejak harimau atau jejak harimau akar sejenis kucing hutan utk mencari data yg lebih akurat dan utk menjawab keresahan di masyarakat. Selain itu, pihak BKSDA, Perusahaan dan Polri akan mensosialisasikan hasil investigasi dan anaslisa temuan kepada masyarakat supaya tidak terjadi keresahan.