Awalnya permohonan itu disetujui hanya untuk sambungan 300 rumah, namun permohonan itu diajukan kembali, akhirnya disetujui untuk pemasangan sambungan pipa kepada 619 rumah. Namun disaat masa fase lelang yang dihadiri para kontraktor, kepala desa mengirimkan surat penolakan dan melawan segala bentuk kegiatan di Desa Helvetia kepada Perkumpulan Arta Jaya kata dia.
Dikonfirmasi terpisah Kepala Desa Helvetia Guntur Limbong mengenai penolakannya itu mengatakan, hal itu ia lakukan akibat pihak pengelola hibah pemasangan perpipaan air bersih tidak melibatkan pihak desa dan kemudian hari ada permasalahan pemdes dibawa – bawa ujar Guntur Limbong beralasan.
Jauh sebelumnya, jejak digital mengenai sepak terjang Kepala Desa Helvetia Guntur Limbong dimata masyarakat yang kerab menjadi bahan gunjingan oleh warganya itu sendiri.
Pada tahun 2023 silam, Guntur Limbong sempat dipolisikan warganya atas kasus dugaan penganiayaan.
Guntur Limbong dilaporkan oleh warganya itu atas kasus dugaan penganiayaan di Kepolisian dengan nomor tanda bukti lapor
Nomor STTLP /B/3975/XI / Yan 25/ 2023/SPKT Restabes Medan / Polda Sumut. Namun belakangan dikabarkan sipelapor mencabut laporannya dan berdamai.
Berikutnya, aksi arogansi sang kepala desa yang diabadikan warga pada 17 November 2023 silam berupa video berdurasi 1 menit 9 detik. Dalam video tersebut sebagaimana dilihat wartawan Kepala Desa Helvetia Guntur Limbong dinilai berlaku arogan terhadap warganya. Selain kata makian yang dilontarkan, Guntur Limbong juga menunjuk – nunjuk ke arah warganya. Berikut cuplikan kalimat dalam video tersebut :
“Trus yang kedua kau katakan tadi babi ya. Kau nggak terima tadi, kau bilang sudah penuh, bodat, pake otak kau. Ada mobil sexi tank, kalau memang kau perlu kau panggil saya, gak perlu pakai jasa. Kalau penuh sexi tanknya disedot iya ” ucap Kades Helvetia Guntur Limbong dengan menepuk bahu warganya dengan keras.