Sigi, Lintas1 com – Dua wilayah, yakni Kelurahan Petobo dan Desa Jonooge, Kecamatan Biromaru, Kabupaten Sigi, mengalami kerusakan cukup parah usai gempa yang disusul tsunami berkekuatan 7,4 Skala Richter, Jumat lalu.
Selain gempa, perut bumi memuntahkan lumpur, menenggelamkam rumah, kendaraan, jalan, serta menyeret Kampung Petobo hingga dua kilometer. Hampir seluruh bangunan di wilayah tersebut rata. Lumpur yang tiba-tiba muncul dari permukaan tanah menyapu seisi daratan.
Akibatnya ribuan warga yang tidak mempunyai tempat tinggal ditampung di posko Kabupaten Sigi Biromaru. Untuk mengkoordinir bantuan logistik kepada pengungsi, Danbrigif 022/Ota Manasa Kolonel Inf Verianto Napitupulu mengerahkan 34 personelnya dalam menyalurkan bantuan kepada para pengungsi.
“Disamping penyaluran logistik, kita juga fokuskan kepada pengamanan logistik yang akan disalurkan ke beberapa desa di Kecamatan Biromaru sampai dengan aman kepada saudara yang membutuhkan,” ujarnya.
Danbrig menambahkan, pengamanan bantuan ini dilakukan karena masyarakat diduga kerap melakukan aksi penjarahan di sepanjang rute Sigi Biromaru. Dua puluh truk militer yang mengangkut pasukan dikerahkan untuk mengamankan rute tersebut.
Sementara di Kelurahan Petobo dan Langaleso yang sudah berubah menjadi lautan lumpur, dimana di kedua wilayah ini terdapat 800 KK yang belum ditemukan, sehingga 90 prajurit TNI dari Zipur 8/SMG dipimpin Kapten Czi Basor Hermawan fokus melaksanakan penyirisan pencarian korban yang diduga tertimbun lumpur, Sabtu (6/10/2018).
Prajurit Zipur 8/SMG juga disebar di beberapa titik melaksanakan pendampingan alat berat untuk melakukan proses evakuasi, berhasil menemukan 37 jenazah yang tertimbun puing-puing reruntuhan bangunan dan tertimbun lumpur. Karena diperkirakan masih banyak korban tertimbun lumpur dan reruntuhan bangunan, maka proses evakuasi terus akan dilakukan.