Berkaitan dengan fasiltas inprastruktur penunjang kawasan industri dan sarana fital untuk masalah air bersih pihanya sudah mendapat dukungan dari Kepala Balai Pemukiman dan Inprastruktur, dan Kepala Balai Sungai Wilayah Riau beberapa hari lalu sudah dilakukan MoU.
“Hapan kita, tahun depan sudah mulai di kerjakan, sementara untuk akses jalan kita telah mendapatkan alokasi anggaran sebesar Rp147 milyar untuk pembanggunan jalan, harapan kita tahun depan bisa di anggarakan kembali oleh kementrian PUPR, terutama untuk pembanggunan jembatan mulai dari dayun sampai ke sini ada beberapa jembatan yang harus dibenahi,”tandasnya.
Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas II Pakning Wigyo menyampaikan, Pelabuhan Tanjung Buton usianya terbilang baru, tetapi sudah di kunjungi oleh kapal-kapal berbendera asing.
“Di depan kita saat ini sedang bersandar kapal, berbendera Bangladesh akan mengangkut cangkang sebanyak 32000 ton dan akan di Bawa ke Bangladesh. Pelabuhan Buton ini termasuk baru, namun sudah di singgahi oleh kapal-kapal besar berbendera Luar Negeri. Ini prestasi yang patut kita pertahankan,”ungkapnya.
Di jelaskannya, mengelola pelabuhan tidak semudah yang dibayangkan, banyak sekali yang mesti di lengkapi di antaranya ketersediaan lahan yang cukup, memiliki SDM yang kuat, serta Tekonlogi Informasi IT yang baik.
“Kita harus memiliki manajemen kepelabuhanan yang baik, sehingga kita dengan mudah memperluas usaha seperti jasa tambat dan jasa labuh,”sebutnya.
Kepada Bupati Alfedri, Wigyo menyampaikan, saat ini pihaknya sedang mengarah kerjasama pemanfaatan, saat ini yang sesdrang berjalan bentuk kerjasama operasi, 1 oktober akan berhakir.
Sementara KSP masih dalam proses, mau tidak mau pihanya akan memperpanjang kerjasam pemanfaatan pelabuhan tanjung Buton sampai KSP di terbit oleh Meneri Perhubungan.