Ditanya tentang target Komoditi, Rasyid Menjelaskan dengan langkah Programnya”
Kita harus fokus 3 komoditi ini ? Karena jika produksi tinggi atau sangat tinggi dan stabil serta ramah lingkungan hidup maka kita bisa membuktikan kepada investor besar bahwa TAPSEL layak masuk mendirikan Pabrik
-Pabrik Pengolahan Bahan Baku Hasil Bumi dan profitable.
Pada gilirannya berdampak positif pada terbuka luas memperkerjakan Putra Putri Daerah sebagai Tenaga Kerja Manajemen dan Ahli.
Jika antara supplier (produsen) yakni Petani dan Industri dekat maka Hasil Pengolahan Hasil Bumi nantinya semakin bisa bersaing dipasar nasional dan internasional. Artinya di masa depan kita Tapsel bukan jual bahan baku mentah, tapi kita produksi bahan mentah dan kita olah menjadi bernilai tambah, semua senang.
Ya Tentu, saya akan sedikit tegas dan keras demi kebaikan dan cita cita bersama ini, bisa jadi yang selama ini ” main main dan bekerja tidak pakai hati” maka bakal sedikit kaget jika masuk dalam tim kerja saya.
Ingat Tapsel maka Ingat Kopi Kakao Padi dan Industrinya. Jika Kabupaten Tapanuli Selatan di sebut maka Nasional akan ingat sebagai Penghasil Kopi, Kakao dan Padi.
Bekerjasama dengan Bupati atau Wakil Bupati tentu akan diharapkan serasi selaras demi percepatan pembangunan ekonomi di Tapsel.
Kita yakin Pemerintah Dan Rakyat Tapanuli Selatan akan Bangga di 2025/2026 nanti karena snowball effect dari perspektif positifnya akan kuat terhadap semua sisinya.
Kalo selama ini kontribusi ekonomi dari sektor pertanian itu datang dari Perkebunan Swasta , dalam 5 tahun kedepan bakal datang dari pertanian & perkebunan Rakyat, Kalo ekonomi produksi pertanian berkembang pesat, maka gaji anggota DPRD akan besar, penghasilan ASN akan besar, anak anak muda akan terbuka lebar berbisnis , anda bisa bayangkan effek nya kan ? ujar Rasyid tersenyum simpul. Sambil menutup obrolan santai sambil menikmati kopi khas Tapsel. (Budi Aw, Sira / Tim Lipsus)