Program Karya Bakti Skala Besar Korem 162/WB, Bangun 4.000 Unit RTLH

Lintas Jabodetabek318 kali dibaca

Mataram, LINTAS10.COM – Sebanyak empat ribu unit pembangunan rumah tidak layak huni (RTLH) di wilayah Lombok Timur, menjadi program karya bakti berskala besar yang akan dilakukan Korem 162/WB dalam satu tahun ke depan.

Hal tersebut disampaikan Komandan Korem (Danrem) 162/WB, Kolonel Czi Ahmad Rizal Ramdhani, S.Sos. SH. M.Han dalam keterangannya di Mataram, NTB, Selasa (21/1/2020).

Dikatakan Danrem, nantinya program RTLH tersebut tidak dimasukan dalam bentuk TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) akan tetapi program khusus tersendiri dengan skala besar.

“Program khusus (RTLH) ini sudah dilaporkan dan disetujui oleh pimpinan,” ucap Ahmad Rizal.

Lebih lanjut, untuk mempercepat proses pembangunan rumah tahan gempa (RTG) di wilayah Kecamatan Pringgabaya, Lombok Timur. Danrem dengan didampingi Pasiter Korem dan Kasdim 1615/Lotim berkesempatan untuk melaksanakan peninjauan secara langsung.

“Berdasarkan laporan, Lotim merupakan salah satu kabupaten tercepat dalam proses perehaban, namun dalam hal ini masih ada permasalahan yang belum tuntas, dan ternyata masih dalam proses untuk segera ditindaklanjuti oleh Pemda,” ungkapnya.

Sedangkan batas waktu pembangunan RTG itu sendiri, sampai tanggal 31 Maret 2020. Jika sampai tanggal tersebut tidak terselesaikan dan terserap, maka dana tersebut harus dikembalikan kepada pemerintah.

“Oleh karena itu, saya terus mengingatkan untuk segera mengurus administrasi pencairan dana pembangunan yang belum dicairkan,” bebernya.

Selanjutnya, terkait dengan informasi 13 KK yang masih tinggal di hunian sementara (Huntara), sedang diadakan verifikasi dan setelah selesai baru anggaran akan dikeluarkan sesuai kebutuhan.

“Diharapkan minggu depan sudah mulai pencairan dan pembangunan rumahnya,” pungkasnya.

Baca Juga:  Panglima TNI Kunjungan Kerja ke Papua

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.