Bengkalis, lintas10.com- Prof. Dr. Ir. Rokhimin Dahuri, Ms selaku ketua pusat (GNTI) dan Dewi Juliani, SH selaku ketua (GNTI) wilayah Prov. Riau beserta rombongannya melakukan silaturahmi ke Desa Mentayan kecamatan Bantan Kabupaten bengkalis, mengadakan pertemuan dengan kepala Desa di seluruh pesisir kecamatan bantan, para petani, nelayan dengan tujuan mencari solusi tangkal abrasi yang berlokasi di pesisir pantai. Kamis (16/3/2023).
acara ini juga di hadiri Suyadi Anggota DPRD Riau, H. Zamzami, SH anggota komisi 2 DPRD Bengkalis Totok, sekcam Bantan, anggota POLRES Bengkalis, Polsek Bantan, Damkar Bantan, dan Sat Pol PP Bengkalis.
Sofyan, S.Pd, M.Si selaku wakil ketua DPRD Kabupaten Bengkalis, mengatakan agar pertemuan bisa menemukan solusi mengatasi abrasi yang menggerus tanah pertanian waktu musim banjir ROB.
Selanjutnya sambutan dari pimpinan pusat dan ketua wilayah Gerakan Nelayan Tani Indonesia (GNTI) yaitu Bapak Prof. Dr. Ir. Rokhimin Dahuri, Ms. Yang juga pernah menjabat di kementrian kelautan dan perikanan republik Indonesia di era Presiden Gus Dur lanjut ke kabinet gotong royong di era kepemimpinan megawati, dan di percaya kembali di tahun 2019-2020 di era kepemimpinan Jokowi, disini dia mengatakan bahwa GNTI bertujuan membantu menjaga kedaulatan dan ketahanan pangan di indonesia. Disini dia berharap agar bisa meningkatkan pendapatan nelayan dan tani dan menurunkan pengeluaran.
“Meminta nelayan dan petani untuk menyampaikan keluhannya disini,” ujar nya.
Dalam kesempatan itu salah seorang Nelayan Abu Samah mengungkapkan bahwa Pemerintah sudah salah kaprah karena hingga saat ini bantuan belum bisa memenuhi kebutuhan para nelayan di kecamatan bantan termasuk alat tangkap ikan.
“Sehingga nelayan kecil kalah dengan para pengusaha besar yang selalu mengunakan alat tangkap yang tidak standar sehingga merusak ekosistem, sehingga nelayan kecil rugi dan banyak memilih untuk merantau karena hasil nelayan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan,” ungkap Abu menjelaskan.
Rokhimin pun kembali menanggapi dan berjanji akan bekerjasama dengan dinas kelautan untuk memetakan wilayah agar bisa menentukan jenis alat tangkap agar tidak merusak ekosistem laut.
“Meminta perwakilan dari petani untuk menyampaikan keluhan dan menanyakan berapa rata rata hasil pertanian di sini,” katanya.
Disini langsung di tanggapi Jalaludin selaku kepala Desa Mentayan, mengatakan kendala terbesar yaitu kurangnya air saat musim kemarau karna belum ada sistem irigasi kurangnya perhatian Pemerintah padahal lahan sawah di Mentayan cukup luas di kabupaten Bengkalis.
“Karena masalah air hasil panen pun hanya pas untuk persediaan makan selama satu tahun, dan tidak bisa di jual tentu petani sangat merugi,” kata Kepala Desa.
Lalu di sambung Lakuning selaku Kepala Desa Teluk Papal, mengatakan tidak perlu menghitung nilai pendapatan.
“Disini kami hanya minta bantuan pupuk yang harganya semakin naik, stok selalu kosong, udah harga naik jangan sampai tidak ada pak atau akan drob ketahanan pangan petani kami, dan tolong bantu untuk menyelesaikan konflik nelayan kecil dan pengusaha besar, agar ekosistem laut kami kembali bagus dan nelayan sejahtera,” keluhnya.
Rokhimin pun mengiya kan dan minta waktu untuk menyelesaikan permasalahan ini karna bukan perkara yang mudah di selesaikan dengan cepat.
Untuk acara selanjutnya yaitu pembagian sembako kepada para petani dan nelayan dan sebelum kembali bertolak pulang para rombongan melakukan peninjauan ke area abrasi. (Ko Danil)