“Jam dua malam dikabari kepolisian bahwa adik saya sudah meninggal. Saya dan keluarga datang ke rumah sakit mengambil jenazah adik saya. Saat itu, disana ada Kasat Narkoba,” tuturnya.
Mengenai kondisi tubuh adiknya, Ramlan mengaku jika badan adiknya itu dalam keadaan lebam-lebam diduga akibat pukulan benda keras. Selain itu, di bagian kening juga terdapat luka seperti bekas tusukan.
“Badan belakang dan lehernya lebam-lebam. Kemudian di kening juga ada luka seperti luka tusukan,” jelasnya.
Ramlan mengaku akan bermusyawarah dengan seluruh keluarga tentang langkah apa yang akan diambil untuk menyikapi masalah itu.
Abdurrohman, Kepala Lingkungan Paindoan menuturkan, saat melakukan penggrebekan dan penangkapan di rumah korban, dirinya tidak turut mendampingi.
Dirinya baru mengetahui ada penangkapan setelah warga sekitar ramai menyaksikan penangkapan itu.
“Saya tidak ikut mendampingi. Saya baru datang saat almarhum Eri dan kawannya itu mau dibawa oleh polisi yang menangkapnya,” terangnya.
Pada jam 02.00 wib sambung Abdurrohman, dia dikabari bahwa Eri telah meninggal dunia dan berada di rumah sakit.
Cahyo Kurniawan, seorang pemuda yang menyaksikan penangkapan itu menceritakan, banyak masyarakat menonton penangkapan itu.
Dia sendiri sempat melayangkan protes karena Kepala Lingkungan tidak ada ditempat saat penangkapan. Bahkan dia sempat mempertanyakan ihwal surat penangkapan kepada Kepala Lingkungan.
Oleh Kepala Lingkungan dijawab bahwa Kepala Lingkungan tidak mengetahui ada atau tidaknya surat penangkapan.
Akibat protes itu, Cahyo mengaku sempat hendak digari oleh petugas kepolisian yang melakukan penangkapan itu.
“Karena protes, salah seorang petugas polisi menyuruh supaya saya digari,” sebutnya.