Polemik Tapal Batas Siak Bengkalis Penghulu Jumpai Gubernur Riau

Pekanbaru411 kali dibaca

Pekanbaru, lintas10.com–  Kisruh Tapal Batas antara Desa Muara Dua Kabupaten Bengkalis dengan beberapa Desa yang ada di Kabupaten Siak,yakni Kampung (Desa) Bandar Sungai, Sabak Permai, Sungai Tengah, Temusai dan Tuah Indrapura yang mengakibatkan konflik antara masyarakat Siak dengan Bengkalis, membuat beberapa penghulu menjadi resah  pasalnya, begitu tapal batas itu di sahkan Kemendagri, banyak laporan dan keributan yang terjadi di areal perbatasan, salah satunya terjadinya penjarahan buah tanaman sawit milik masyarakat Temusai yang dilakukan kelompok atau oknum dari Muara Dua. Selanjutnya, lahan masyarakat Siak di klaim bahwa itu milik masyarakat Muara Dua hingga terjadi cek cok padahal sebelumnya masuk wilayah Kabupaten Siak.

Anehnya lagi oknum warga Muara Dua ingin menguasai serta mengklaim lahan yang sudah digarap jauh hari dari warga Siak.

” Alhamdulillah pada sore ini kita dapat berjumpa dengan pak Gubernur Riau dalam rangka silaturohmi dan sekaligus menyampaikan permasalahan- permasalahan yang ada di kampung kami setelah adanya tapal batas yang terkesan dibuat sepihak oleh oknum yang di sahkan oleh Kemendagri. Dengan adanya tapal batas itu, bukannya membuat permasalahan selesai, namun malah sebaliknya banyak keributan yang terjadi,” ungkap Penghulu Kampung Temusai Samsudin Senin ( 05/06/2023).

Samsudin juga mencerita, ada beberapa hal yang mengganjal terkait pembuatan tapal batas yang terkesan dibuat secara diam-diam atau sepihak tanpa ada sosialisasi kepada masyarakatnya atau masyarakat Kabupaten Siak pada umumnya,kususnya yang sepadan dengan Desa Muara Dua.

” Pertanyaan kami? Siapa yang buat peta itu? Atas dasar apa? Untuk siapa? Dan apa tujuannya kok tidak melakukan sosialisasi kepada masyarakat, baik RT, RW dan Kepala Dusun? Tentu ini harus dijelaskan. Semua data kronologis dari Kampung Temusai sudah lengkap, untuk itu kami bersama penghulu- penghulu Kabupaten Siak yang sepadan dengan Muara Dua tidak dapat menerima tapal batas ini, karena kalau kami terima kekisruhan akan menjadi lebih parah dan terjadinya bentrok besar-besaran,” ungkapnya.

Baca Juga:  Dari Manakah Anggaran Bangunan Kandang Kuda Siak? ini Kronologinya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.