“Nantinya kita akan atur gimana panton yang baru dijaga baik-baik dan rutin diperiksa dari dinas agar terawat dan tidak terulang kejadian untuk yang kedua kalinya,” ungkap Kadis.
Warga setempat Nirwan Hasibuan (58) berharap pada Pemerintah Daerah agar membangun jembatan kedepanya karena panton tidak lagi mampu menampung masyarakat yang hilir mudik melewati penyebrangan.
“Kadang kala terkendala saat di malam hari bagi warga yang sangat membutuhkan (urgen) untuk nyebrang itu tidak kita dapatkan, terpaksa berputar,” sebut warga itu.
Sepertinya masyarakat Rasau lanjutnya terasingkan atas pembangunan infrastruktur penghubung, apa lagi saat ini panton tidak dapat digunakan.
“Gimanalah kami yang setiap pagi pergi keladang untuk menutupi kehidupan anak istri,” kata mantan Kepala Desa Rasau ini.
Informasi yang berhasil dirangkum media ini sudah tiga hari tenggelam dan panton tersebut digunakan masyarakat untuk penyebrangan sehari-hari ke Desa tetangga Desa Aek Raso dan Aek Torop.
Ikut dalam rombongan saat itu Bapak Pj Sekda Fuadi SSTP, Asisten dua Sungeng STTP Kepala Dinas Perhubungan A.Sukri Siregar STTP, Kepala Dinas Kesehatan dr Faisal ,Kepala BPBD Khairil SH, Camat Kecamatan Torgamba Adja Alimsah Surbakti S.Pd Kepala Desa Rasau tinjau langsung alat transportasi penyeberangan berupa panton. (Candra Siregar)