Ades Iskandar Nasution (46) salah seorang pengiat pengumpul peninggalan silsilah kerajaan kesultanan Kotapinang menjelaskan ia sudah banyak menggali mengenai peninggalan sejarah keturunan dan bangunan kerajaan dengan arsitektiur yang dibuat bernama Pjc van kleef tinggal di Medan berkebangsaan Belanda.
“Sekarang lagi saya bukukan namun banyak peninggalan kesultanan sudah beralih fungsi kepihak lain ini menjadi kendala,” ungkapnya.
Dijelaskannya Istana Bahraen menjadi bukti di Labusel pernah berjaya Kerajaan Kesultanan Kotapinang, namun saat Revolusi Sosial tahun 1946 Kerajaan Kesultanan dibumi Melayu termasuk Kotapinang hancur.
Kerajaan Kesultanan Kotapinang di dirikan Sultan Batara Sinomba disebut juga Sultan Batara Guru Gorga Pinayungan pada tahun 1630, awalnya Kerajaan Kesultanan Kotapinang bernama Pinang Awan namun lama-kelamaan menjadi kerajaan Kesultanan Kotapinang, dikarenakan wilayah bangunan berada dekat sungai Barumun, sungai menjadi trasport tercepat satu-satunya saat itu.
“Kita juga sudah giatkan kepada remaja-remaji peninggalan seni musik penghibur sultan saat itu seperti Bordah bernuansa Melayu, Tarian Melayu melalui senandung melayu dan lain-lain,” katanya.
Dikatakannya ia berharap kedepan kepada orang-orang tua yang tau silsilah sejarah Kesultanan Kotapinang bolehlah menceritakan pada mereka agar bisa dibukukan untuk arsip dengan bukti-bukti yang kongkrit, peruntukkan untuk cagar budaya kesultanan.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Labusel, Balyan Nasution saat dikomfirmasi mengenai dana renovasi bangunan mengatakan akan mengusahakan melalui Dinas terkait yang ada dipusat, namun ia juga harus minta persetujuan dari atasan agar mempunyai bukti bahwasanya diberi wewenang penuh untuk menarik dana-dana pusat dan sekaligus dapat dikucurkan ke Daerah.