” Perkara ini sudah masuk ke tahap penyidikan secepatnya akan kami tuntaskan ya” ucap Madianta.
Sejauh ini setelah diadakan riksa korban dan saksi – saksi, selanjutnya akan digelar perkara kata dia.
Setelah adanya kabar miring di Yayasan Permata Hati, mendadak Yayasan ini tampak sepi. Rumah berlantai dua dengan pagar besi disekeliling teras itu terlihat tidak ada aktivitas.
Warga dilokasi bernama Ane yang dimintai keterangan oleh wartawan mengatakan bahwa Petinggi Panti Asuhan sudah tidak terlihat sejak sebulan terahir.
Tambahnya, SAG sebelum adanya informasi dugaan pelecehan tersebut masih kerab terlihat wara wiri. Kini sudah jarang nampak, kata warga.
” Terkejut juga kami mendengar adanya dugaan pencabulan itu. Tak nyangka kami, bapak itu ramah kalau di komplek ini, cuman anak asuh panti ini memang tak pernah bergaul ke luar, hanya diteras itu mereka di kunci” ucap warga.
Terpisah Ketua Umum Pemerhati Keadilan Rakyat Nusantara (PERANTARA) Su Sukadamai Laia SH, MH sekaligus Juga Bendahara “Badan Advokasi Hukum (BAHU) DPW Nasdem Proinsi Sumut
mendesak Kepolisian agar secepatnya mengejar pelaku dugaan pelecehan seksual yang dilakukan salah satu Yayasan di Medan agar menjadi efek jera. Menurutnya hal ini perlu dilakukan agar pembelajaran untuk tidak melakukan tindak senonoh pada anak sibawah umur yang seyogianya dilindungi oleh pemilik panti, katanya.
” Harus ditangkap itu agar ada efek jera. Dan coba didalami lagi, apakah ada korban lainnya yang takut untuk melapor” kata Su Suka Dame Laia.
Sebelunya dikabarkan pimpinan panti asuhan inisial nama SA.G diduga cabuli anak asuhnya yang masih dibawah umur. Peristiwa tindak senonoh ini menyebar ke masyarakat luas setelah korban Bunga (15) bukan nama sebenarnya keluar dari panti asuhan tersebut. Aksi cabul ini terjadi saat libur panjang sekitar bulan Juni di jalan Sumarsono Medan, Sumatera Utara,” ungkap sumber.