Lintas10.com (Seruyan/ Kalteng) – Bahwa semenjak pascapandemi covid-19 (corona) yang terjadinya di seluruh indonesia, dimana kususnya yang terjadi di ibu kota kuala pembuang, kabupaten seruyan, provinsi kalimantan tengah, dimana perubahan interaksi sosial signifikan, meski sedikit friksi namun yang terjadi sangat disayangkan pada di tingkatan yang SDM nya yang cukup tinggi, terkait dengan penerapan protokol kesehatan untuk mencegah penularan virus corona.
“Halnya seperti kondisi saat ini, dimana saat PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) yang terjadi tensi sosial karena orang satu sama lain menjadi cenderung saling curiga,” Ujar salah seorang warga kuala pembuang, yang minta namanya tidak disebutkan.
Ia mengatakan, penerapan PSBB untuk memutus rantai penularan virus corona yang membuat sebagian warga berdiam di rumah, menjaga jarak di tempat umum, dan membatasi kegiatan di luar rumah bisa mempengaruhi kehidupan sosial masyarakat.
Namun, sebenarnya kondisi tersebut tidak akan sampai menimbulkan perubahan besar pada kebiasaan masyarakat dan menghadirkan kondisi yang disebut new normal (normal baru).
“Mungkin bagi sekelompok orang yang berpikiran wabah ini harus diwaspadai dan harus dicegah, akan berpengaruh bagi mereka. Tapi bagi saya secara keseluruhan, saya melihat itu tidak akan terjadi,” ucapnya.
Hal itu, menurutnya, antara lain terlihat dari masih banyaknya warga yang belum memakai masker saat berada di tempat-tempat umum meski pemerintah sudah berulang kali menganjurkan warga mengenakan masker saat berada di luar rumah.
Selain itu, masih saja ada warga yang marah ketika diingatkan untuk mengenakan masker guna menghindari penularan virus.
Salah seorang warga kuala pembuang, merasa depresi karena dianggap terjangkit. Padahal sudah dijelaskannya bahwa itu tidak benar bahkan dengan dibuktikannya dengan ikut menjalani pada rapied test dan hasilnya jelas pada negatif. Namun tetap saja tidak ada ubahnya watak dan prilaku warga lainnya, padahal yang sangat disayangkan warga tersebut memiliki SDM yang cukup tinggi tetapi tingkah lakunya seperti orang yang tidak memiliki pengetahuan sama sekali saja.