“Medsos unggul karena kecepatan dan aktualitas, sementara media arus utama menonjol karena akurasi dan kedalaman materinya,” ungkapnya.
Presiden RI Joko Widodo mengatakan, bahwa maraknya pemberitaan hoax yang sering membuat kegaduhan akan semakin mendewasakan bangsa Indonesia. Untuk itu, tidak perlu mengeluh saat mendengar berita yang ada di media sosial.
“Saya mempunyai keyakinan bahwa ini nantinya justru akan semakin mendewasakan kita, akan semakin mematangkan kita, akan menjadikan kita tahan uji. Jadi kita nggak perlu mengeluh kalau mendengar hal yang ada di Medsos, karena ini fenomena semua negara,” kata Presiden RI.
Terkait hal tersebut, Presiden RI Joko Widodo meminta kepada semua pihak, terutama media arus utama agar bisa turut membantu menghentikan berita hoax, yang bisa memecah belah dan fitnah, dan seharusnya media arus utama mampu meluruskan dan menjernihkan kekeliruan di Medsos.
“Stop berita bohong atau hoax, berita yang memecah belah dan fitnah harus kita hadapi dan seharusnya media arus utama harus mampu meluruskan, menjernihkan kekeliruan di Medsos dan tidak lantas ikut larut dengan isu-isu yang belum terverifikasi sebagai bahan berita,” katanya.
Presiden RI mengatakan, bahwa media arus utama tidak boleh luntur dalam menjunjung etika jusnalistik yang menuntut faktualitas, menuntut objektifitas, menuntut disiplin dalam melakukan verifikasi. “Oleh karenanya kita sekarang ini bisa lihat kalau ada tranding topik di Medsos justru itu dipakai untuk berita tanpa verifikasi, apakah berita itu benar atau tidak,” katanya.
Dalam kesempatan tersebut Presiden RI Joko Widodo mengapresiasi upaya Dewan Pers yang melakukan verifikasi perusahaan media massa, cetak maupun elektronik. “Selain menjamin profesionalitas dan perlindungan terhadap wartawan dengan verifikasi, masyarakat juga bisa tahu media mana yang bisa dijadikan rujukan dan media mana yang bisa dipercaya dalam pemberitaan,” katanya.
Mengakhiri sambutannya Presiden RI berharap, peringatan Hari Pers Nasional di Kota Ambon agar dapat memperteguh komitmen bersama membangun Indonesia yang harmoni dan mewujudkan ekonomi yang merata bagi seluruh rakyat Indonesia.
Dalam rangkaian Hari Pers Nasional 2017 juga dilaksanakan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) Dewan Pers dengan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo tentang kerjasama perlindungan kemerdekaan pers.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut antara lain, Menkominfo RI Rudiantara, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI Puan Maharani, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Kesehatan RI Nila Moeloek, Menteri Pariwisata RI Arief Yahya dan Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian.
(Ebenezer Sihotang)