Pasalnya, pintu bagi kebebasan pers yang dulu dibuka Gus Dur memang belum diikuti dengan penataan secara memadai. Sehingga kebebasan pers sekarang ini lebih ditandai dengan bermunculannya pers abal-abal, beserta wartawannya yang juga abal-abal. Mereka itu menjadi benalu yang ikut tumbuh di era kebebasan pers sekarang ini. Benalu yang merusak kehidupan pers dan menjadikan wajah pers kita nampak buruk di mata masyarakat.
Kita patut menyesali jika kebebasan pers yang selama ini diperjuangkan oleh insan pers sejati, akhirnya malah dinikmati oleh oknum-oknum yang merendahkan wibawa pers itu sendiri. Oleh karena itu pula, sudah waktunya para pejuang pers mulai merumuskan langkah-langkah untuk mem-follow up kebebasan yang dulu pintunya sudah dibuka oleh Gus Dur. Sehingga pers sekarang ini bukan hanya memiliki kebebasan dalam kiprahnya, tapi juga tetap terjaga kehormatan dan wibawanya.
Tidak ada salahnya jika Hari Pers Nasional tahun ini dijadikan momentum untuk mengawali langkah ke arah sana. Bravo pers nasional ! ***