Penggiat Budaya Cirebon Merasa Prihatin, Bahasa Daerah Cirebon Terancam Punah

lintas Jawa Barat319 kali dibaca

Cirebon, lintas10.com – Minat generasi muda Cirebon terhadap budaya daerahnya sendiri disinyalir mulai menurun.

Sinyalemen tersebut menimbulkan kegelisahan bagi sejumlah tokoh muda Cirebon, yang kemudian menggelar pertemuan di Sunyaragi, hari Minggu (14/2)kemarin.

Hadir di antaranya Akbarudin Sucipto, Elang M. Chaidir, Mukhtar Zaedin, Imam, Sibli, DR Eva Musyarofah dan Ardi Rosidin. Mereka adalah para seniman dan budayawan Cirebon, komunitas pencinta budaya Cirebon, akademisi , penulis buku dan penterjemah

Menurut Ketua Dewan Kesenian Cirebon, Akbarudin Sucipto, pertemuan tersebut didasari oleh kegelisahan akan melemahnya minat generasi muda Cirebon terhadap budaya daerahnya sendiri.

“Pertemuan ini diselenggarakan untuk ikut membantu memberikan solusi dan motivasi, agar generasi muda Cirebon tidak melupakan budaya daerahnya sendiri.

Dikatakan, sebagai penggiat budaya Cirebon yang tergabung dalam Komunitas  Amparan Jati Cirebon ia merasakan vakumnya Lembaga Bahasa Lan Satra Cirebon (LBSC). Sepeninggal Budayawan Nurdin M. Noor, program LBCS seolah terhenti.

“Itu sangat disayangkan,” ujar Akbar yang juga sedang mempersiapkan diri untuk menjadi calon Walikota Cirebon pada Pilkada 2023 mendatang.

Sebab, lanjut Akbar, bahasa daerah adalah wadah dan sekaligus alat untuk mengekspresikan kebudayaan yang dimiliki daerah bersangkutan. Karena itu pula, jika bahasa Cirebon sebagai bahasa daerah punah maka budaya Cirebon juga akan punah.

Pertemuan tersebut juga membahas sejumlah kendala yang dihadapi dalam menghidupkan bahasa daerah Cirebon, di antaranya faktor kurangnya support dari pemda dan faktor tenaga pengajar yang sulit didapat.

Terkait kendala tersebut, kata Akbar, komunitas sedang merancang acara dialog bahasa daerah (bahasa ibu) dalam rangka memperingati Hari Bahasa Ibu Sedunia

Baca Juga:  PERS Dan 'Benalu' Yang Tumbuh Bersamanya (Kado Buat Wartawan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.