4. Kepiawaian Soeman Hs dalam menghasilkan karya sastra prosa selama ini telah menginspirasi generasi sesudahnya dan generasi muda dalam ikut menulis dan berkarya terkhusus prosa. Hal ini terlihat dengan bermunculan sastrawan-sastrawan Riau yang produktif dan mampu berbicara dalam bertaraf nasional bahkan internasional.
5. Soeman Hs. Tidak hanya dikenal sebagai sastrawan, melainkan juga sebagai pejuang dan pendidik.
6. Dia ikut berjuang mempertahankan bangsa dan negara dari penjajah Belanda dan Jepang. Pada Zaman Jepang Soeman Hs. hampir dijatuhi hukuman mati karena melarang rakyat untuk menyetor upeti kepada Pemerintah Jepang. Dia “mengompori” rakyat Riau agar menyembunyikan hasil ladangnya. Kegiatan Soeman Hs. diketahui oleh Pemerintah Pendudukan Jepang sehingga Soeman Hs. masuk dalam daftar untuk “dihabisi” di hutan dengan cara iajak berburu. Kiranya Tuhan Yang Maha Esa masih melindunginya karena saat itu hujan turun terus-menerus sehingga ajakan berburu pun batal dan selamatlah Soeman dari rencana pembunuhan itu. Pada masa Pemerintah Pendudukan Jepang ia diangkat sebagai anggota Sagikai Giin (DPR bikinan Jepang) untuk Daerah Riau dan anggota Komite sebagai Ketua KNI (Komite Nasional Indonesia). Pada Perang Agresi Militer Belanda Kedua tahun 1948 Soeman Hs. menjabat Komandan Pangkalan Gerilya merangkap Wedana Rokan Kanan.
7. Perjuangannya di dunia pendidikan tidak berjalan mulus karena ia selalu bertentangan dengan Pemerintah Hindia Belanda. Karena itu, pada tahun 1930 Soeman Hs. dibuang ke Pasirpengrayan. Di sana, Soeman Hs. menjadi Kepala di Sekolah Bumi Melayu. Kemudian pada tahun 1942 ia diangkat menjadi Penilik Sekolah (Shinaku). Setelah Indonesia merdeka, Soeman Hs. pindah ke Pekanbaru. Di Pekanbaru Soeman Hs semakin dikenal di dunia pendidikan. Pada tahun 1954, ia mendirikan SMA Setia Dharma, yang merupakan SMA pertama di Riau. Pada tahun 1961, tujuh tahun setelah mendirikan SMA Setia Dharma, Soeman Hs. mendirikan universitas pertama di Riau yaitu Universitas Islam Riau (UIR). Tidak lama setelah UIR berdiri, pemerintah Riau mendirikan Universitas Riau (UNRI). Soeman Hs. kemudian mendirikan Yayasan Lembaga Pendidikan Islam (YLPI) pada tahun 1963 dan menjabat sebagai Ketua Umumnya. YLPI merupakan sebuah yayasan yang mengelola berbagai lembaga pendidikan, seperti TK, SD, SMP, dan universitas (Universitas Islam Riau). Mengingat jasanya yang begitu besar terhadap dunia pendidikan, pada tanggal 29 Agustus 1981, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan memberikan anugerah (piagam penghargaan) kepada Soeman Hs.