Apalagi di kawasan objek wisata bono, akan dijual berbagai kerajinan masyarakat tempatan seperti tikar pandan yang bisa digunakan untuk santai sambil menikmati ombak di pinggir pantai bono.
Pemkab Pelalawan juga menyadari, dari semua itu perbaikan dan pembangunan sarana infrastruktur jalan tak dapat dielakkan. Pemkab kini telah menghitung berapa anggaran yang diperlukan.
Ini memang seperti angan-angan, tapi inilah yang kita coba mewujudkannya. Paradigma di masyarakat, sebelumnya bono jadi hal yang menakutkan, kita balik dengan coba ciptakan jadi hal yang bermanfaat dengan menjadikannya objek wisata, kata Harris.
Harris juga mengungkapkan pihaknya mengundang empat menteri. Yakni Menteri Koordionator Kesejahteraan Rakyat, Menteri Dalam Negeri, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif serta Menteri Pekerjaan Umum. “Kenapa Meneg PU juga kita undang, karena kita ingin melihatkan inilah infrastruktur jalan lintas bono yang kita perlukan untuk pengembangan potensi wisata ini”, ujarnya.
Hal senada juga disampaikan Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga (Kadisbuppora), Andi Yuliandri, S.Kom kepada media ini melalui selulernya beberapa waktu yang lalu mengatakan bahwa selain promosi dilakukan, factor pendukung juga harus disediakan. Sejauh ini, ombak bono yang terletak di Kecamatan Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan telah dikenal sebagai objek wisata andalan bagi masyarakat Riau dan telah berulang kali dikunjungi para wisatawan asing yang hobi surfing.
Disampaikannya, Sudah lebih ratusan surfer mancanegara dan nasional yang mencoba gelombang bono dan fotografer serta crew dokumenter yang mendokumentasikan bono serta lebih dari puluhan ribu pengunjung yang telah datang untuk menyaksikan bono.