Cirebon, lintas10.com – Acara puncak tradisi muludan di Keraton Kanoman Cirebon Rabu malam (29/10) berlangsung tidak seperti tahun-tahun sebelumnya. Upacara Panjang Jimat yang menandai acara puncak yang disebut Pelal itu cuma digelar secara terbatas, mengingat masih mewabahnya virus Corona.
Ratu Raja Arimbi Nurtina, juru bicara Keraton Kanoman, sebelumnya menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh masyarakat. “Kami mohon maaf karena tidak bisa menggelar ritual Pelal Panjang Jimat secara normal. Kita sedang dilanda wabah, makanya Kanoman melakukan penyesuaian,” tutur dia.
Arimbi menjelaskan, apa yang dilakukan Keraton Kanoman semata-mata untuk mencegah penyebaran wabah virus Corona, sekaligus juga menghormati anjuran pemerintah.
Sementara Pustakawan Keraton Kanoman yang merangkap bagian humas, Farihin, mengungkapkan,
Panjang Jimat itu biasanya menjadi upacara yang paling ditunggu masyarakat dan para tamu undangan yang datang dari luar kota dan luar Jawa. Upacara tersebut ditandai dengan pawai alegori yang menggambarkan kelahiran Nabi Muhammad. Adapun simbolisasinya
menggunakan benda-benda pusaka yang dumiliki keraton.
Kemunculan benda-benda pusaka itulah yang menjadi daya tarik bagi masyarakat. Sehingga, mereka sudah berjubel di sekitar keraton sebelum upacara yang biasanya dimulai sekitar 23.00 itu dilaksanakan. Dalam situasi seperti itu tentu saja sulit menerapkan Protokol Covid-19.
“Karena itulah upacara Panjang Jimat untuk tahun ini ditiadakan,” kata Farihin, kepada lintas10.com, Rabu malam (29/10). ***