Panglima TNI Optimis Gangguan Asap Dapat Diatasi

Lintas Jabodetabek433 kali dibaca

Palembang, lintas10.com – Langkah yang tepat untuk mengatasi gangguan asap dapat dilakukan dengan membuat modifikasi cuaca hujan buatan dan mengidentifikasi daerah kemungkinan penyumbang asap terbesar apabila terjadi kebakaran.

“Diharapkan, kita melalui upaya tersebut kita bisa mencegah dan menghindari kebakaran hutan khususnya pada lahan gambut,” kata Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, S.I.P. saat meninjau Posko Satgas Siaga Darurat Bencana Asap akibat kebakaran hutan dan lahan, di Posko Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Jalan Alternatif Bandara Sultan Mahmud Badarudin 2, Palembang, Sumatera Selatan, Selasa (24/7/2018).

Menurut Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, dalam menghadapi bencana asap akibat kebakaran lahan dan hutan diperlukan cara bertindak yang tepat dimulai dari identifikasi hingga penindakan. “Bencana yang terjadi di wilayah Palembang harus mendapat perhatian khusus karena menyangkut harga diri bangsa terkait dengan penyelenggaraan kegiatan Asian Games 2018,” katanya.

Panglima TNI menyampaikan, bahwa berdasarkan laporan BMKG Sumsel, hampir sebagian besar masuk wilayah merah yang berarti besarnya potensi kemudahan terjadi kebakaran lahan dan hutan, hanya di pinggir pantai saja yang berwarna biru. “Besok sudah diprediksi warna merahnya sudah berkurang berganti warna kuning, kemungkinan terjadi kelembaban atau hujan. Dapat ditarik kesimpulan kecil bahwa melihat yang pertama dari karakter tanah adalah tanah gambut, tanah tidak akan kebakar apabila kondisi basah,” ucapnya.

Dengan demikian, kata Panglima TNI, salah satu cara untuk mencegah, setelah diidentifikasi adalah bagaimana caranya mempertahankan tanah gambut agar tetap basah. Potensi awan yang ada masih dapat dimodifikasi untuk hujan buatan. “Apabila modifikasi hujan buatan berhasil dilakukan maka di wilayah Palembang paling tidak kita sudah bisa mencegah kebakaran lahan dan hutan,” tutur Panglima TNI.

Baca Juga:  Disbintalad Gelar Sarasehan Tangkal Radikalisme

Lebih lanjut Marsekal TNI Hadi Tjahjanto mengatakan, bahwa strategi kedua yang dapat dilakukan yaitu dengan mengidentifikasi daerah kemungkinan penyumbang asap terbesar apabila terjadi kebakaran. “Terdapat 55 desa dan sesuai dengan prediksi angin dari Timur menuju ke Utara dan Barat, sehingga berdampak terhadap Stadion akan dipenuhi dengan asap. Ada 33 desa yang sangat berpotensi diantara 55 desa tersebut, sehingga strategi pencegahannya akan ditempatkan personel gabungan TNI dan Polri,” ujarnya.

Dihadapan awak media, Marsekal TNI Hadi Tjahjanto menjelaskan, bahwa upaya pencegahan sudah mulai dilakukan dengan pengumpulan data manual yang dimiliki oleh BNPB dan data satelit yang dimiliki oleh BMKG. Data tersebut dikombinasikan kemudian dicek di lapangan ditambah dengan menggunakan alat ukur mengetahui tingkat kebasahan.

“Diharapkan sebelum terjadi kebakaran kita sudah melakukan pencegahan, sehingga sore ini Danrem langsung berkoordinasi dan besok sudah mulai direncanakan. Senin dari BNPP sudah melaksanakan serangan udara dan dari darat pun mulai melaksanakan serangan darat terhadap ancaman asap ataupun api,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Marsekal TNI Hadi Tjahjanto menerangkan, tentang kekuatan personel yang digunakan masih mengandalkan kekuatan wilayah dari TNI maupun Polri. Namun kalkulasi nanti penyebaran gambut yang didapatkan data dari BNPB termasuk dari BMKG sehingga dapat dihitung jumlah kalau dengan kekuatan personel yang dibutuhkan untuk sekian ribu hektar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.