“Perubahan itu ditandai dengan munculnya tatanan dunia baru dan saat ini kita masuk pada era revolusi industri 4.0 diwarnai oleh hal-hal yang kekinian dan disertai inovasi yang bersifat positif serta negatif yang destruktif,” ujarnya.
Ditambahkan oleh Panglima TNI, bahwa ancaman nyata dan ancaman tidak nyata tersebut dapat memunculkan bentuk perang Asimetris, Proxy War atau Hibrida, yang secara terstruktur dapat mengancam kedaulatan, keutuhan dan keselamatan segenap bangsa dan NKRI dengan kebhinnekaannya.
“Tingkatkan kemampuan deteksi dini maupun cegah dini dari ancaman Ideologi, Politik, Ekonomi, Sosial dan Budaya, Pertahanan dan Keamanan (Ipoleksosbudhankam) yang dapat mengancam persatuan, kesatuan dan keutuhan bangsa dan negara,” katanya.
Dihadapan awak media, Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto menyampaikan, kembali bahwa TNI dan Polri tetap netral pada pelaksanaan pesta demokrasi Pilkada tahun 2018 dan tahapan Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden tahun 2019, karena netralitas adalah segala-galanya.
“Saya tegaskan bahwa komando TNI dan Polri adalah satu, yaitu dari Panglima TNI dan Kapolri. Kita akan mensukseskan Pemilukada 2018 dan Pemilu 2019 serta memberikan jaminan kepada seluruh masyarakat Indonesia bahwa pesta demokrasi tersebut akan berjalan aman, sukses dan lancar,” kata Panglima TNI.
Pada kesempatan yang sama, Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian mengatakan, bahwa peran Polri dan TNI sangat sentral, karena TNI dan Polri ini memiliki jaringan yang sangat masif di semua Provinsi dan Kabupaten Kota bahkan sampai ke desa-desa.
“Sepanjang TNI dan Polri menjaga netralitas dan tidak memihak kepada partai atau calon tertentu, maka saya sangat yakin pesta demokrasi akan berlangsung dengan aman dan lancar,” katanya. (ES265)