Menurut Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, dengan modus memerangi teroris untuk menyelamatkan warganya, kekuatan militer negara asing akan masuk ke Indonesia, namun, tujuan yang sebenarnya adalah untuk menguasai sumber daya alam, pangan dan energi guna memenuhi kebutuhan mereka di masa yang akan datang.
“Setelah mereka masuk, maka akan terjadi konspirasi dan negosiasi yang menguntungkan mereka, karena ikut memerangi teroris di Indonesia,” ujarnya.
Panglima TNI menegaskan, bahwa terorisme itu merupakan suatu ancaman, karena terorisme itu adalah kejahatan suatu negara. “Di Indonesia, Undang-Undang Terorisme adalah kejahatan tindak pidana, sehingga menjadikan tempat paling aman bagi teroris, seharusnya definisi terorisme adalah kejahatan terhadap negara yang dapat merusak sendi-sendi kehidupan bahkan mengancam kedaulatan negara,” tegasnya.
Di akhir pengarahannya, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengingatkan, kepada para Casis Sesko TNI dan Pasis Sesko Angkatan bahwa ancaman kedepan semakin nyata dan berpengaruh terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara. “Kalian sebagai generasi penerus TNI dan pemimpin dimasa yang akan datang harus profesional, berpikir demokrasi dan solid. Saya titipkan TNI kepada kalian,” katanya.
Peserta pembekalan Panglima TNI tersebut, terdiri dari Casis Sesko TNI 177 orang (74 TNI AD, 54 TNI AL, 44 TNI AU dan 5 Polri) dan Pasis Sesko Angkatan 494 orang (272 Seskoad, 122 Seskoal, 100 Seskoau).
Turut hadir dalam acara tersebut, yakni Kasad Jenderal TNI Mulyono, Kasal Laksamana TNI Ade Supandi, Dansesko TNI Mayjen TNI (Mar) R.M Trusono, S. Mn, Asintel Panglima TNI Mayjen TNI Benny Indra Pujihastono, Asops Panglima TNI Mayjen TNI Lodewyk Pusung, Aster Panglima TNI Mayjen TNI Wiyarto, Danseskoad Mayjen TNI Dody Usodo Hargo S., S.Ip., M.M., Danseskoal Laksda TNI Aru Sukmono, Danseskoau Marsda TNI Dedy N. Komara, Pangdam III/ Siliwangi Mayjen TNI Muhammad Herindra, Danpussenif TNI AD Mayjen TNI Surawahadi, dan Dankor Paskhas 3 Marsda TNI T. Seto Purnomo.(Ebenezer Sihotang)