“Ada hal-hal positif yaitu menurunnya kasus narkotika atau psikotropika, penyalahgunaan senjata api, dan bahan peledak serta perkelahian antara TNI, Polri, dan Masyarakat. Hal ini yang menjadi pertimbangan pimpinan TNI untuk tetap melanjutkan Operasi Gaktib dan Yustisi,” ungkapnya.
Panglima TNI juga menyampaikan, bahwa perlu adanya peningkatan kualitas SDM personel Polisi Militer yang menangani pelanggaran prajurit TNI, tentunya tidak hanya cerdas intelektualitasnya. “Namun harus diimbangi dengan kualitas mental ideologi yang kuat sebagai prajurit Sapta Marga yang selalu memegang teguh Sumpah Prajurit sehingga tidak bersikap arogan dan selalu rendah hati,” kata Panglima TNI.
Pada upacara Opsgaktib dan Yustisi POM TNI tahun 2018, Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto memerintahkan, kepada seluruh jajaran prajurit Polisi Militer agar melaksanakan tugas dengan penuh rasa tanggung jawab. “Saya perintahkan kepada seluruh jajaran prajurit Polisi Militer dimanapun berada dan bertugas untuk selalu berpedoman pada tujuh perintah harian Panglima TNI,” pungkasnya.
Pasukan yang terlibat dalam upacara tersebut terdiri dari anggota Polisi Militer dan Provost satuan masing-masing angkatan sebanyak 1.474 orang yang terdiri dari 1 Satuan Setingkat Pleton (SST) gabungan Pamen dan Pama, 1 Satuan Setingkat Kompi (SSK) Pomad, 1 SSK Pomal, 1 SSK Pomau, 1 SSK Bersenjata TNI AD, 1 SSK Bersenjata TNI AL, 1 SSK Bersenjata TNI AU, 1 SSK Polri, 1 SSK gabungan Provost, satu Unit K-9 dan Pengawak Kendaraan Bermotor. (ES265)