JAKARTA, LINTAS10.COM- Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengatakan, bahwa perkembangan dan perubahan kebijakan di bidang kesehatan TNI, secara langsung maupun tidak langsung akan berpengaruh terhadap pola dukungan dan pelayanan kesehatan di lingkungan TNI.
“Dukungan dan pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh kesehatan TNI harus benar-benar sesuai dengan kebutuhan prajurit TNI dan keluarganya, sehingga aspek kesehatan dalam mendukung tugas pokok TNI benar-benar optimal,” kata Panglima TNI melalui amanat yang dibacakan Kasum TNI Laksdya TNI Dr. Didit Herdiawan, M.P.A., M.B.A saat membuka Rakornis Kesehatan TNI Tahun 2017, di Aula Gatot Subroto, Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Senin (13/2/17).
Panglima TNI berharap, Satuan Kesehatan TNI dapat memberikan dukungan dan pelayanan kesehatan yang terbaik guna mewujudkan TNI yang kuat, profesional, hebat dan dicintai rakyat. Untuk itu, kata Panglima TNI, diperlukan kesiapan dan kepedulian serta kemampuan para pemimpin kesehatan TNI dalam mengimplementasikan tugas-tugas kegiatan dukungan dan pelayanan kesehatan.
Lebih lanjut Panglima TNI menyampaikan, bahwa di masa depan diperkirakan energi fosil akan habis dan digantikan dengan bio energi dan sasaran konflik yang akan mengarah pada lokasi sumber pangan sekaligus merupakan sumber energi seperti Indonesia. “Salah satu caranya adalah dengan cara bioterorisme, biological warfare dan biocrime yang akan menimbulkan korban besar, ketakutan dan kekacauan di masyarakat dengan biaya yang murah dan relatif tidak menggunakan teknologi tinggi,” jelasnya.
Oleh karena itu, kata Panglima TNI, melalui Rakornis Kesehatan TNI tahun 2017 harus dimanfaatkan sebagai upaya untuk menghadapi perubahan sifat dan karakteristik perang yang telah bergeser, seiring perkembangan teknologi yang dikenal sebagai perang proxy war di masa yang akan datang.
Sementara itu, terkait keterlibatan Satgas Kesehatan TNI dalam kegiatan internasional, Panglima TNI menjelaskan, bahwa hal tersebut dimaksudkan agar ada satu kesamaan pola pandang dan sikap jika dihadapkan pada perkembangan ancaman wabah penyakit yang bersifat global seperti Ebola, Mers Cov, Flu Burung dan penyakit lainnya yang berpotensi mewabah.
Panglima TNI menyampaikan, bahwa ancaman yang disebabkan oleh Chemical Biological, Radiation Nuckear And Explosion (CBRN-E), serta ancaman Narkoba HIV-AIDS TBC dan malaria saat ini telah menjangkiti pada personel TNI dan keluarganya. Mekanisme pertahanan untuk menghadapi serangan tersebut adalah melalui human, bio dan health security, di mana saat ini Health Scurity merupakan prioritas utama.
Berkaitan dengan permasalahan yang harus dihadapi pada masa mendatang, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo berharap, kesempatan ini dapat dipergunakan oleh para Komandan Satuan Kesehatan dan para Kepala Rumah Sakit untuk memberikan masukan kepada Pimpinan TNI, sebagai pertimbangan untuk menentukan kebijakan strategis maupun teknis di bidang kesehatan TNI.
Diakhir amanatnya, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo memberikan beberapa penekanan kepada para peserta Rakornis Kesehatan TNI, diantaranya : Manfaatkan Rakor ini sebagai sarana komunikasi dan sinkronisasi antar komunitas kesehatan TNI, sehingga diperoleh kesamaan persepsi dan interprestasi dalam mendukung tugas pokok TNI; Tingkatkan kepedulian terhadap pelayanan prajurit TNI dan keluarganya serta masyarakat; Laksanakan setiap tugas dengan niat berbuat terbaik, tulus dan ikhlas hanya untuk TNI, bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.(Ebenezer Sihotang)