JAKARTA, LINTAS10.COM – Indonesia bukan negara agama, tetapi semua warga Indonesia wajib mempunyai agama yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa sesuai dengan sila pertama pada Pancasila yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945.
Demikian dikatakan Panglima TNI pada acara Dies Natalis ke-56, Wisuda Sarjana dan Magister Universitas Prof. DR. Moestopo (beragama) di Jakarta Convention Center, Jakarta Pusat, Senin (3/4/2017).
“Siapapun boleh menjadi pemuka agama yang penting tetap ber-Ketuhanan Yang Maha Esa dan saling menghormati,” tegas Panglima TNI dihadapan mahasiswa-mahasiwi seraya mengajak mahasiswa dan calon Alumnus Universitas Prof. DR. Moestopo untuk menciptakan Indonesia sebagai bangsa pemenang dalam menghadapi kompetisi global.
Dalam kesempatan tersebut, Panglima TNI menyampaikan, bahwa sesuai dengan pernyataan Presiden RI Ir. H Joko Widodo, Pancasila harus diamalkan, dikongkritkan dan diimplementasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Indonesia kuat karena mempunyai Pancasila yang menjadi dasar negara.
“Saya yakin dengan hal itu, kita punya pondasi yang kokoh dalam menghadapi setiap permasalahan yang ada, serta bisa percaya diri menyongsong masa depan,” imbuhnya.
Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengingatkan, bahwa kita harus waspada terhadap disintegrasi bangsa dan jangan sampai terpecah belah. Justru harus jadi contoh dalam keberagamaan, bahasa, suku, adat dan budaya tetapi kalau kita lengah, dapat dikendalikan oleh negara lain.
“Ada tujuh langkah untuk menguasai Indonesia. Pertama; hancurkan perekonomian nasional, Kedua; lemahkan ketahanan pangan, Ketiga; kuasai arus informasi dan hancurkan moral, Keempat; pengaruhi gaya hidup dan perilaku, Kelima; marakkan industri seks, narkoba dan miras, Keenam; lemahkan fungsi keluarga maupun sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara, dan Ketujuh; tumbuhkan faham radikal dan separatisme serta ciptakan friksi di mata masyarakat,” tuturnya.