Setelah itu dilaksanakan penyerahan noken adat dari kepala suku kepada Pangdam. Sebagai rangkaian dari penobatan kepala suku tersebut dilaksanakan upacara bakar batu, yaitu kearifan lokal masyarakat Pegunungan Tengah Papua memasak bahan makanan berupa daging babi, umbi-umbian dan sayur-sayuran dengan cara ditimbun di dalam liang tanah bersama batu-batu panas yang baru dibakar. Beberapa waktu kemudian timbunan bahan makanan tersebut dibuka sudah dalam keadaan masak dan siap dikomsumsi oleh seluruh rakyat.
Upacara bakar batu ini disamping sebagai wujud bersyukur kepada Sang Pencipta juga mengandung pesan moral tentang persatuan dan kesatuan, kebersamaan, keadilan dan kepatuhan kepada pemimpin.
Dalam sambutannya, Pangdam Mayjen TNI George Elnadus Supit mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada para kepala suku Papua atas kepercayaan dan kehormatan yang dianugerahakan kepada dirinya.
“Kepercayaan ini bukan hanya sebagai suatu kehormatan tetapi suatu tanggung jawab besar untuk menciptakan kedamaian,” ujarnya.
Pangdam berharap, jika ada sesuatu hal yang terjadi di masyarakat agar mengedepankan nilai-nilai agama, nilai budaya, dan adat istiadat dalam penyelesaiannya.
“Dengan mengedepankan tiga hal tersebut, niscaya masyarakat dapat merasakan manfaat pembangungan,” ucapnya.
“Masyarakat Papua memiliki toleransi yang sangat tinggi dan percaya akan ajaran agama yaitu kasih kepada sesama. Bila kita mengedepankan kasih, maka masalah akan selesai dan masyarakat akan hidup damai,” tegas mantan Asops Kasad ini.
Dirinya juga meminta agar generasi muda mempersiapkan diri sebaik baiknya melalui belajar. “Para pemuda hendaknya meningkatkan sumber daya. Seperti kata pepatah capailah ilmu setinggi langit dan kejarlah ilmu sampai ke negeri China,” imbuhnya.