Olimpiade Bahasa Jerman Perkuat Kerja Sama Pendidikan dan Kebudayaan Antara Indonesia Dengan Jerman

Lintas Jabodetabek619 kali dibaca

Duta Besar Republik Federal Jerman untuk Indonesia Michael Freiherr von Ungern-Sternberg mengapresiasi atas antusiasme para siswa untuk mengikuti Olimpiade Bahasa Jerman ini.

“Keikutsertaan adalah jauh lebih penting dari kemenangan (di olimpiade). Kalau acara ini sudah berlalu, setiap ujian dan kata-kata akan dilupakan tapi pengalaman untuk mengikuti akan tetap dikenang,” katanya.
Kepada para guru, Duta Besar ungkapkan, bahwa kontribusi para guru yang gigih mengajar Bahasa Jerman kepada para siswanya sangat besar hingga mereka bisa fasih atau lancar berbahasa Jerman.

“Terima kasih kepada para guru karena telah mengajarkan Bahasa Jerman, walau grammar bahasa Jerman termasuk sulit untuk dipelajari,” tandasnya.

Mengakhiri sambutannya, Dubes Jerman untuk Indonesia menyampaikan, selamat kepada seluruh siswa yang telah mengikuti Olimpiade Bahasa Jerman dan semua peserta sudah menjadi pemenang. Bagi yang sudah menang, selamat dan bagi yang belum menang, ini adalah kemenangan tertunda,” lanjutnya.

Sebanyak 65 peserta, berusia 15 – 24 tahun mengikuti ujian bahasa Jerman tingkat A2. Mereka merupakan peserta hasil proses seleksi 1.000-an siswa dari seluruh Indonesia di bulan November dan Desember 2016.

Dalam acara penganugerahan siang ini, empat peserta dengan nilai terbaik mendapatkan beasiswa Dinas Pertukaran Pendidikan Jerman (Padagogischer Austauschdienst). Empat siswa terbaik yang terpilih di antaranya Evando Josano Rizkynanda dari Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Salatiga, Kristin boru Depari dari SMA Negeri 1 Matauli Pandan, Tapanuli Tengah, Prov Sumut, Ragil Fahrul Annas Mutaqin dari SMA Negeri 1 Kepanjen, dan Rafie Mohammad Dirgantoro dari SMA Negeri 7 Bandung.

Olimpiade Bahasa Jerman Tingkat Nasional merupakan salah satu bentuk kerja sama pendidikan antara Pemerintah Indonesia melalui Dinas Pendidikan dari tingkat pusat hingga ke daerah, dan ikatan-ikatan guru bahasa Jerman di Indonesia, dengan Pemerintah Jerman melalui Goethe Institut Indonesien.

Baca Juga:  Hari Kedua Ramadan, Presiden Jokowi Salat Tarawih di Palangkaraya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.