Merasa semakin tidak ketemu dengan hasil wawancara tersebut, awak media ini kembali menghubungi via telepon celular.
Dalam sambungan telepon tersebut awak media ini meminta izin waktunya untuk diwawancara. Ironisnya, HDT tetap bersikeras meminta awak media memfoto kartu pers kru awak media.
” Nah yang pertama tunjukkan dulu kartu persmu” cetusnya.
Awak media ini pun menjelaskan telah memperkenalkan diri, akan tetapi HDT mengklaim seribu biji bisa mencetak kartu pers dalam sehari dengan nada arogansinya.
” Kamu buat dulu kartu persmu, saya akan cek kartu persmu. Kalau kamu hanya wawancara ngaku – ngaku, kamu anggap orang dibawah akal kamu apa, iya” cetusnya.
Awak media kembali menegaskan telah memperkenalkan diri dan hanya meminta waktunya sebentar mengenai adanya informasi yang menyebutkan dirinya pengemplang pajak.
Menjawab itu, HDT malah terkesan risih atas pertanyaan awak media. Ia malah balik mempertanyakan sekolah awak media.
” Kamu sekolah nggak, kamu paham kode etik nggak ” ucapnya.
Lalu dijawab awak media ini, sekolah dan paham kode etik jurnalistik maka memperkenalkan diri terlebih dahulu sejak awal berkomunikasi.
Mendengar hal tersebut HDT mengatakan pusing.
“Aduh kamu buat pusing kepala deh” ujarnya di ujung telepon. (Tim).