Dengan beroperasinya underpass ini diharapkan dapat mengurangi kemacetan di Simpang Tugu Ngurah Rai.
“Ini bagian dari proyek-proyek infrastruktur yang kita kerjakan menjelang pertemuan IMF-Bank Dunia. Kita bereskan semua, seperti Garuda Wisnu Kencana (GWK) yang akan diresmikan Presiden, TPA Suwung yang sudah 18 tahun baru selesai sekarang, bandara Ngurah Rai akan kami perluas hingga 40 hektar, lalu proyek underpass ini. Saya harapkan masyarakat Bali tidak lagi ribut-ribut karena niat kita baik,” ujar Menko Luhut kepada wartawan.
Menko Luhut menegaskan saat ini pembangunan dilaksanakan secara komprehensif dan terintegrasi.
“Bank Dunia dan universitas Udayana sekarang ini sedang melakukan studi perlunya pembangunan tol yang menguhubungkan Bali Utara-Bali Selatan serta studi tentang bandara di Singaraja. Tentang siapa yang membiayai ya, kita tunggu saja hasil studinya. Bisa pemerintah bisa juga swasta. Jadi kita melakukan pembangunan harus ada studinya dulu,” jelasnya.
Ketika ditanya adanya protes masyarakat terhadap reklamasi di Benoa Menko Luhut mengatakan, “Itu bukan reklamasi, itu kegiatan Pelindo 3 yang melakukan pendalaman alur masuk kapal agar kapal-kapal cruise bisa sandar di Bali, bukan hanya di Singapura saja,” jawabnya.