Dalam kunjungannya ke Barus, Presiden Jokowi juga meresmikan Tugu Titik Nol Peradaban Islam Nusantara yang terletak di pinggir pantai Barus. Sebagai simbol peresmian, Presiden dan Mendikbud Muhadjir Effendy bersama-sama menekan tombol sirine tanda diresmikannya tugu itu.
Menurut Tengku Erry Nuradi, Gubernur Sumatera Utara, Tengku Erry Nuradi, selama 71 tahun Indonesia merdeka, baru pertama kali ini mendapat kunjungan dari orang nomor satu di Indonesia. Ia pun mengawali sambutannya dengan berpantun. “Berbilang Kaum negeri ternama. Sumatera Utara kaya budaya. Senang hati kami tiada terkira. Menyambut Bapak Presiden dan Ibu datang ke Sumatera Utara”.
Tengku mengatakan, Barus adalah salah satu kota tertua di Indonesia dan sudah terkenal di dunia. Sejak abad ke-6 Barus sudah terkenal dengan kapur barus, kampar, dan hasil hutan lainnya. Berjarak 75 kilometer dari Kota Sibolga, Barus masih menyimpan misteri dan pemakaman kuno yang masih bisa digali, dan menarik bagi ahli sejarah dan arkeolog dalam dan luar negeri untuk menguak kisah sejarahnya.
“Barus juga jadi percontohan harmonisasi Negeri Berbilang Kaum di Sumatera Utara. Semua etnis hidup bersama dengan damai, tidak ada pertikaian. Semoga bisa menjadi contoh bagi harmonisasi kehidupan antarumat beragama,” kata Tengku.
Sebelum meresmikan Tugu Titik Nol Peradaban Islam Nusantara, Presiden Jokowi pun menyampaikan pesan persatuan. “Saya titip, mengingatkan kita semua bahwa bangsa Indonesia terdiri dari bermacam-macam suku dan agama. Suku saja ada 714 suku. Kita ini beragam. Anugerah yang diberikan Allah. Kalau kita damai akan jadi kekuatan besar, potensi besar,” ujar Presiden Jokowi.
Presiden berharap, kunjungannya ke Barus dan peresmian Tugu Titik Nol Peradaban Islam Nusantara di Barus membuat masyarakat untuk tidak melupakan sejarah yang ada di Barus, Kabupaten Tapanuli Tengah. “Dengan mengucap bismillah, Tugu Titik Nol Peradaban Islam Nusantara saya resmikan,” ucapnya. (Ebenezer Sihotang)