Masyarakat Pangkalan Gondai Presiden Jokowi Turun Tangan

Pelalawan436 kali dibaca

“Pola Kemitaraan tidak bisa di paksa, sebab perusahaan, swasta dan masyarakat membuat warga sejahtera.” Ini tidak adil, warga berkumpul undangan PT PSJ tiba tiba, masyarakat bermohon dibuka, kata Abdul.

Warga lainnya, Yusnadi Lubis mengaminkan Abdul Marihaman, peristiwa yang menimpa masyarakat membuktikan keadilan seluruh rakyat indonesia tidak ada di tempat ini.

“Saya sudah beranak pinak sejak Tahun 1990 silam, sudah bekerjasama dengan PT PSJ 23 Tahun lamanya.”

Lantaran kejadian ini, dampaknya kepada keluarga was was, sebab lahan seluas 3.320 hektar tergusur. Lahan warga yang diratakan dengan alat berat sudah hampir seluas 25 hektat.

Kalau warga tidak menghalau dan mempertahankannya, mereka gusur dan ratakan seluruhnya. Itu sebabnya, masyarakat bertahan sampai titik darah penghabisan untuk mempertahankan lahan, tegasnya.

Kepada Pemerintah, perhatikan rakyat jangan mati suri antara hidup dan mati, mendegar tidak dan melihat tidak. Lihat kenyataan, ini bukan rekayasa.

Warga punya kapling cuma satu, kalau diambil negara terus diberikan ke NWR, itu kurang ajar, kemanusian tidak ada lagi. Gali tanah, kubur kami hidup-hidup, biar oknum-oknum pejabat senang masyarakat susah mereka bahagia, tak peduli dan tidak dianggap warga yang lagi susah.

Status lahan dijelaskan, kalau seperti ini sama saja membunuh pelan-pelan. Kami setiap hari jaga kebun takut di gusur. Hidup dan penghidupan kami di sini, tak rela lahan di gusur makanya masyarakat bahu membahu untuk mempertahankannya.seru masyarakat gondai (Adi)

Baca Juga:  Upacara Bendara 17 Agustus 2018, PT Inti Indosawit Berjalan Khidmat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.