Seperti diutarakan warga berinisial nama JA yang meminta namanya agar dirahasiakan kepada wartawan mengatakan ada dugaan keterlibatan oknum aparat dilokasi penambangan.
” BBM mereka juga solar subsidi itu bang, kalau nggak ada dekingan mana berani itu main ” ucap sumber beberapa waktu yang lalu.
Diberitakan sebelumnya, Aktivitas pertambangan yang diduga ilegal mendapat sorotan di Sungai Batang Gadis, Kotanopan, Mandailing Natal (Madina) Sumatera Utara (Sumut).
Informasi dihimpun, aktivitas tambang menggunakan alat berat ini sudah tergolong lama berlangsung. Warga sekitar juga mengatakan dampak dari tambang tersebut juga mengakibatkan air sungai menjadi keruh.
Sejumlah data yang diterima awak media berupa video aktivitas tersebut memperlihatkan lebih dari satu alat berat skavator tengah bekerja.
Warga sekitar mengeluhkan dampak serius yang ditimbulkan oleh aktivitas tambang tersebut.
Atas keresahan warga, sejumlah warganet membanjiri salah satu akun Medsos dimadina yang mengunggah aktivitas tambang itu.
Tampak warga menjelaskan bahwa aktivitas yang diduga ilegal tersebut telah berlangsung belasan tahun lamanya.
Seperti diutarakan warga lewat kolom komentar dalam bahasa daerah ” Au tong siap au, nida dei tokkin nai, ise na menikmati hasil ise na dapot bencana nai ” ( Saya bagus diam, nampaknya nanti sebentar lagi siapa yang menikmati hasil siapa yang menerima bencana) tulis akun@Gussadly711.
Ditimpali warga lainnya, ” Udah lama ini bray udah 15 tahun lebih ” tulis Adrigokid357.
Sementara itu warga lainnya, juga turut kritis mempertanyakan dimana Aparat Daerah yang terkesan membiarkan aktivitas ini berlangsung.
” Aparat daerah kenapa dibiarkan ini merusak lingkungan hidup, terutama jalannya air sungai jika sungai sudah meluap air mau kemana, kalo sudah terjadi banjir baru sibuk, dulu sungai dari ulupungkut sampai kotanopan airnya jernih dan jalan sungainya lebar sekarang dirusak para penambang2″ tulis akun padilah.rahmi. (Tim)