” Ya, penggerebekan pangkalan LPG bersubsidi, di Labuhanbatu” ujar Sonny kepada wartawan, Kamis (7/9/2023).
Tambahnya, kedua tersangka IQ dan RD telah diboyong ke Mapolda Sumut untuk proses lebih lanjut.
Namun berbeda dengan gudang pengoplos gas LPG 3 kg diduga milik Imran Surbakti yang berada di Jermal 15.
Informasi yang dirangkum dari narasumber yang layak di percaya yang meminta namanya agar disamarkan mengatakan gudang pengoplos yang di Jermal 15 masih bebas beroperasi hingga saat ini.
Dalam video yang diabadikan oleh sumber, tampak cara para pekerja memindahkan isi tabung gas LPG 3 kg ke ukuran tabung 12 kg lengkap dengan menggunakan alat sederhana dua buah, isi tabung pun siap dipindahkan.
Tambahnya, bahwa kepiawaian sang terduga mafia migas ini memiliki banyak gudang tempat mengoplos dan berpindah – pindah untuk menghindari bidikan Kepolisian. Informasi yang dihimpun, tempat pengoplos gas bersubsidi itu pernah bergudang di daerah marelan, pernah juga di Jalan Panglima Denai, dan terbesar hingga saat ini berada di Jermal 15.
” Mereka mampu mengoplos gas 3 kilo itu satu hari 100 tabung, itu untuk digudang kecil, kalau gudang besar ratusan tabung bahkan lebih bisa mereka oplos” ucap sumber, Senin (04/09/2023).
Narasumber juga membeberkan cara kerja pengoplos gas ini berlangsung. Para karyawan maupun pekerja yang ditempatkan terduga mafia tersebut menunggu kedatangan gas 3 kg diatas jam 2 dini hari.
“Jadi alur mereka itu, gas 3 kilo itu masuk diatas jam 2 pagi, setelah itu di oplos ” ucap narasumber.
Lanjut diterangkan narasumber bahwa hasil gas 3 Kg yang dioplos ke tabung 12 kilo maupun diatasnya itu, dipasarkan sampai ke Provinsi Aceh.
” Hasil oplosan gas 3 Kg ke 12 kilo di kirim ke Aceh lewat tempat ekspedisi di depan Tirtanadi Sunggal”