Labuhanbatu,lintas10.com- Spontanitas rasa peduli terhadap lingkungan di Kabupaten Labuhanbatu dipertontonkan kaula muda dengan hal yang nyata positif dan bermakna.
Festival Anak Band yang diselenggarakan 43 Organisasi dan Komunitas serta puluhan pegiat lingkungan yang ada di Labuhanbatu dan Sumatera Utara telah tersenggara dengan baik dan meriah. Acara tersebut berlangsung di Dusun III Desa Sei Tawar Kecamatan Panai Hiir Kabupaten Labuhanbatu selama dua hari, 9-10 September 2017.
Acara dimulai siang hari dengan Pendirian Tenda Peserta, trackingkawasan hutan mangrove, dan Pembibitan Mangrove. Malam harinya dengan Hiburan, Dongeng, Silaturahim dengan Masyarakat dan6 Pembagian Perlengkapan Belajar bagi anak-anak.
Hari kedua, seluruh peserta Labuhanbatu Hammock Festival berangkat ke kawasan Pantai Alam Lestari untuk melanjutkan pembibitan mangrove. Mereka berjalan kaki melintasi jalan berlumpur sejauh 4 kilometer. Usai pembibitan, peserta menuju bibir pantai untuk menanam mangrove. Tidak hanya 43 perwakilan organisasi dan komunitas yang melakukan penanaman.
Penanaman mangrove yang disanggah patok-patok kayu agar tidak terbawa ombak tersebut dibarengi kegiatan Petisi Menolak Pelepasan Sisa Hutan Lindung Labuhanbatu yang berisi 3 hal penting yaitu:
1. Menolak adanya lagi pelepasan sisa kawasan hutan lindung Kabupaten Labuhanbatu.
2. Meminta Pemerintah Pusat melalui Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan atau jajaran di bawahnya, untuk mengembalikan fungsi Kawasan Hutan Lindung Kabupaten Labuhanbatu yang telah dialih fungsi secara illegal.
3. Meminta Pemerintah Pusat melalui Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan atau jajaran di bawahnya untuk segera mengeluarkan peta terakhir sisa Kawasan Hutan Lindung Kabupaten Labuhanbatu dan segera mensosialisasikan kepada seluruh masyarakat Labuhanbatu.
Petisi kemudian ditandatangani 43 organisasi dan komunitas untuk selanjutnya dikirim ke instansi terkait. 43 organisasi dan komunitas tersebut adalah: Perkumpulan Hijau, Mapala ULB, Gempita Univa, Amstipala AMIK Stiekom, Gempar Rantauprapat, Palava Medan, PMI Labuhanbatu, Oi Labuhanbatu, Gantari Bumi Outbond, TKCI Prospek Labuhanbatu, APLR, Kampung Dongeng Labuhanbatu, Akber Labuhanbatu, Alfath-27, FML Labuhanbatu, TBM Gema Wisesa, CAMAR, Apajake, Stand Up Indo Rantauprapat, Jengger House, TKP Medan, Malam Puisi Rantauprapat, Gerakan Pramuka Al-Hidayah Panai Hilir, PWI Labuhanbatu, CB Labuhanbatu, JJM Aek Nabara, Komunitas Hijau Labuhanbatu, Rantaunews, Rantauprapat Bisink, DKC Pramuka Labuhanbatu, GIS Sensing Medan, Pemuda Pancasila Labuhanbatu, Laskar Merah Putih Labuhanbatu, IPK Labuhanbatu, GP Al-Wasliyah Labuhanbatu, AMPG Labuhanbatu, ROP, AMI Labuhanbatu, JPRMI Labuhanbatu, Sahabat Alam Medan, LES Community, HMI Labuhanbatu dan OCC UPW Labuhanbatu.
Acara terakhir dan merupakan puncak dari seluruh kegiatan ini adalah Festival Hammock. Seluruh peserta memasang ayunan warna-warni di pohon-pohon mangrove. Beragam ketinggian dan tingkat ayunan yang mereka pasang. Target 72 Hammock yang ditetapkan sesuai dengan angka 72 tahun Kemerdekaan Republik Indonesia.(Boy)