Kolaborasi tersebut menghasilkan masterplan smart city hingga 2028. Setiap tahunnya ada quick win yang harus dicapai. Untuk tahun ini, seiring dengan pandemi Covid-19 yang tengah terjadi, mereka sudah menjalankan dua program.
Yakni pembayaran parkir non tunai di satu titik yang selanjutnya segera dikembangkan di 8 titik lainnya, serta penggunaan aplikasi “ngelmu” atau kepanjangan dari neng endi bae luru ilmu. “Aplikasi ini mirip ruang guru dan sudah diterapkan di SMP Negeri 18 Kota Cirebon,” ujar Ma’ruf.
Sementara Kepala BPSDMP Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Betty Djuliati, menjelaskan, penelitian dan evaluasi program smart city itu tujuannya untuk mendapatkan informasi dan gambaran tingkat pengetahuan dan partisipasi serta manfaat smart city di Kota Cirebon. Baik dari sisi pemerintah maupun masyarakat.
“Penelitian dan evaluasi ini nantinya akan menjadi dasar bagi mereka untuk melanjutkan program smart city ke depannya,” jelas Betty.
Sedianya, masih kata Betty, penelitian ini direncanakan secara offline selama 6 bulan. Namun karena pandemi Covid-19 masih mewabah, maka pengumpulan data akan dilakukan secara online. Hasil penilitian ini nantinya akan dijadikan rekomendasi untuk pengambil kebijakan di Kota Cirebon. ***