Kepsek SMAN 33 Jakbar: SMA Negeri 33 Cengkareng Jakbar Siap laksanakan Guru Penggerak

Lintas Jabodetabek2,084 kali dibaca

Jakarta, LINTS10.COM – Mendikbud, Nadiem Makarim saat taklimat media di Plaza Insan Berprestasi , Kemendikbud akhir November 2019 lalu menyampaikan, terkait dengan guru penggerak, banyak orang mengira bahwa reformasi pendidikan ini hanya di pemerintah saja atau pun berdasarkan kurikulum saja. “Saya di sini mengatakan gerakan di masing-masing sekolah. Itu yang mungkin akan terus kita bantu untuk memberikan ruang inovasi. Gerakan di masing-masing sekolah, gerakan yang namanya guru penggerak,” kata Nadiem.

“Guru penggerak ini beda dari guru yang lain dan saya yakin semua unit pendidikan baik di sekolah ataupun universitas ada paling tidak satu guru penggerak. Apa sih bedanya guru penggerak? Guru yang mengutamakan murid dari apa pun, bahkan dari kariernya, mengutamakan murid dan pembelajaran murid. Karena itu mengambil tindakan-tindakan tanpa disuruh, diperintah, untuk melakukan yang terbaik. Ada juga yang namanaya orang tua penggerak. Filsafatnya sama, semua yang terbaik untuk anak,” terang Nadiem seraya menambahkan, bahwa guru penggerak ini diharapkan untuk mengambil tindakan yang muaranya memberikan hal yang terbaik untuk peserta didik.
Terkait hal tersebut, saat bincang-bincang Kepala Sekolah SMAN 33, Cengkareng, Jakarta Barat, Noviolaleni di ruang kerjanya, Selasa (10/12/2019) mengatakan, dengan kebijakan Mendikbud, Nadiem Makarim sebagai guru penggerak, sangat mendukung, bahkan untuk UAS Desember 2019 untuk kelas X, XI, dan XII sudah dilaksanakan dengan menggunakan gajet atau komputer bagi peserta didik yang tidak punya handpone. “UAS Desember 2019 untuk kelas X, Kelas XI, dan Kelas XII sudah memakai HP atau gajet dan kalau peserta didik tidak punya android atau gajet kita siapkan komputer. Jadi tidak lagi menggunakan kertas,” kata Noviolaleni.

Jadi, kata Kepsek, apa yang disampaikan Mendikbud dengan guru penggerak, sudah dilaksanakan dengan kerjasama seluruh elemen sekolah baik guru, siswa, orangtua, maupun masyarakat bagaimana agar peserta didik dapat belajar dengan nyaman dan guru mengajar dengan menyenangkan dan kreatif.

Baca Juga:  Kasdam Resmi Tutup Kejurnas Menembak Pangdam Jaya 2019

Namun, kata Noviolaleni, apapun yang dilaksanakan di sekolah harus sesuai prosedur yang sudah digariskan oleh pimpinan seperti perencanaan, dan sebelum dilakukan perencanaan dilakukan analisis tentang kebutuhan sekolah, ada ngga di RKAS anggarannya, setuju ngga dewan pendidik dibawa dalam rapat termasuk siswa dilibatkan. “Bagi saya siswa adalah skala prioritas dalam pelayanan pendidikan, jadi semua harus bergerak cepat, tidak bisa lagi lambat, tidak bisa lagi bersantai-santai. Prinsip saya adalah semua harus diawali dengan analisis kebutuhan dan dituangkan dalam sebuah perencanaan yang baik kita bawa diskusi dengan semua komponen sekolah kemudian kita laksanakan, dan jangan lupa kontrol harus ada. Itu yang harus kita lakukan,” kata mantan Kepsek SMAN 112 kepada media ini.

Salah satu contoh yang menjadi bagian dari Guru Penggerak, kata Noviolaleni, saat awal masuk di SMAN 33 melihat lingkungan sekolah dan kebetulan cat gedung sudah mulai pudar, dilihat di RKAS apakah ada, dan ternyata ada langsung dikerjakan pengecatan. “Tapi tidak sendiri, sebagai Kepsek dan guru saya ajak musyawarah dengan seluruh stakeholder dan peserta didik, seperti lingkungan sekolah apakah ada yang kurang baik misalnya bangungan tidak pas dilakukan evaluasi bersama-sama dan termasuk dari masyarakat kita tampung demi kebaikan bersama, baru kita kerjakan,” katanya.

Menurutnya, sebagai guru penggerak, pertama guru harus bisa selangkah lebih maju, kalau guru tidak mau maju bagaimana dia memotivasi siswa untuk maju, jadi, Guru Penggerak, adalah memfasilitasi melalui pelatihan dengan menyesuaikann perkembangan teknologi dan menyesuaikan dengan anak-anak milenium sekarang, karena, guru-guru pada umumnya adalah sebelum menggerakkan orang lain terlebih dahulu dari diri sendiri untuk bergerak maju terlebih dahulu sehingga bisa menjadi teladan bagi anak-anak.

Baca Juga:  Untung: Diklat Untuk Menciptakan SDM Yang Handal

Begitu ada Guru Penggerak, kata Kepsek, guru harus siap, misalnya setelah upacara, dilakukan analisis bersama para guru untuk mendiskusikan berbagai hal di lingkungan sekolah, jadi, kita harus siap untuk berubah. “Nah, saya tanamkan kepada teman-teman guru, kita mulai dari diri sendiri, saya harus merubah diri saya sendiri, saya harus membuat karya ilmiah, aktif mengikuti lomba, ayo kita ikuti semua demi memajukan pendidikan di sekolah,” kata Kepsek.
Benz

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.