lintas10.com- Dunia Humas tengah memasuki babak baru Era Disrupsi, akibat pandemi Covid-19. Pada praktik ‘Media Handling’ terjadi banyak penyesuaian dalam aspek menjalin dan mempertahankan hubungan baik dengan awak media. Bagaimana langkah Humas beradaptasi melakukan penyesuaian dalam praktik Media Handling menjadi menarik untuk didiskusikan.
Acara yang di taja Serikat perusahaan Pers (SPS) cabang Riau bekerjasama dengan pemerintah Provinsi Riau bertema”Strategi mengelola humas di era disrupsi media” yang berlangsung di Hotel Pangeran, Jum’at (18/11/2021).
Kapala Bidang IKP Dinas Komunikasi dan Informasi kabupaten Siak Paula Chandra di temui usai acara menyampaikan di era disrupsi ini, public relations mudah terbawa arus polemik isu dari hoax hingga fake news. Hubungan masyarakat harus tetap memiliki tata kelola (Good Governance), akuntabel, transparan dan menjawab bukan hanya kebutuhan stakeholders, tapi juga seluruh warga negara.
“Hari ini kami mengikuti pelatihan tentang Strategi Mengelola Humas di Era Disrupsi Media. Ini sangat penting kami ikuti, karena persepsi lama bahwa public relations hanya berfungsi sebagai media relations serta publikasi di konvensional media semata haruslah mulai berubah.Karena sekarang profesi tersebut dituntut memiliki keahlian yang lebih kompleks,”kata Kepala Bidang IKP Dinas Informasi dan Komunikasi kabupaten Siak Paula Candra.
Lanjut kata dia, transformasi public relations dalam era revolusi Industri 4.0 adalah sebuah keniscayaan. Ada beberapa langkah penting yang harus diambil.
Pertama, kompetensi. Dunia digital menjadi skill sets yang mutlak dimiliki. Public relations Indonesia harus meng-upgrade dan memiliki kompetensi teknologi dan non-teknologi mumpuni. Di era industri 4.0, dunia butuh praktisi PR dengan fleksibilitas dan mobilitas yang tinggi, kemampuan digital, analitik, menulis konten, membangun jaringan, selalu haus akan informasi terkini dan memiliki spesialisasi.