Kemudian, kata Dadang,pengajar BIPA juga dikirimkan ke wilayah Amerika, Eropa, dan wilayah Aspasaf (Asia, Pasifik dan Afrika) yang diantaranya masing-masing empat tenaga pengajar untuk Italia, Jerman, Prancis, dan Rusia.
“Enam pengajar untuk negara Mesir, dan 21 orang untuk wilayah Aspasaf,” tambah Dadang.
Menurut data Pusat Pengembangan Strategi dan Diplomasi Kebahasaan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud, rencananya, pada tahun 2017, sejumlah 220 tenaga pengajar BIPA secara keseluruhan dikirimkan ke luar negeri dan sebanyak 167 orang telah memperoleh pembekalan sebelumnya. Nantinya, semua pengajar bertugas selama empat bulan, dan dapat diperpanjang sesuai kesepakatan lembaga sasaran.
“Saya ucapkan selamat atas terpilihnya saudara jadi guru bahasa Indonesia bagi penutur asing untuk luar negeri,” katanya.
Dadang menambahkan, bahwa kegiatan ini adalah bagian dari diplomasi budaya dan bagian dari strategi pertahanan yang dilakukan dalam rangka menjaga integritas dalam kaitan dengan dunia luar.
Menurut Mendikbud, pada dasarnya, hubungan antar negara mencakup hubungan diplomasi perang dan lunak. Pada bentuk diplomasi lunak, budaya sebagai wujud diplomasi lunak.
Sekarang, lanjutnya, negara sedang menangkal budaya luar yang mengancam keberadaan budayabangsa Indonesia.
Diharapkan juga nanti dapat menawarkan nilai agung kita untuk negara lain, jadi paling tidak bisa mengadopsi berbagai hal di Indonesia seperti nilai demokrasi, nilai-nilai Ke-Islaman yang toleran sebagai negara yang pemeluk agama Islam yang dominan, memperkenalkan kelebihan negara yang penuh kekayaan eksotik. Bahkan, ke depan, menjadikan industri wisata jadi peringkat satu, naik dari ranking lima untuk penyumbang pendapatan negara Indonesia.