Kejanggalan lain juga disebutkan pihak keluarga, selain ada luka lebam di wajah dan kaki kanan yang bengkak, bekas yang tertinggal dileher lebih dari separuh bagian depan leher.
“Posisi ketika mayat mendiang sampai ke rumah, info yang kami dapat, mendiang gantung dengan sal hanya sekilas lengket, lalu ternyata bekas yang tertinggal di leher mendiang tidak seperti bentuk sal yang tergantung, bahkan sampai sini (menunjukan bekas jeratan mengenai seluruh leher) seharusnya bekasnya hanya separuh, nah ini sampai sini (sampai belakang) seperti memang sudah di ikat dari belakang, begitulah praduga kami, bahkan di sininya ( pipi kiri) ada lebam, jadi saya pernah berpikir mungkin ini efek dari pormalin kali ya, tapi kenapa sebelah, lalu ketika saya memegang kaki mendiang sebelah kanan itu bengkak, saya bedakan dengan yang kiri itu. Jadi banyak kali kejanggalan bekas di tubuh mendiang,” kesalnya.
Selain adik kandung Almarhum, kecurigaan juga disampaikan oleh Pak Uda korban yang berinisial B Rumapea, beliau menyebutkan bahwa, “Ditemukan Burger di sepeda motornya, yang menjadi pertanyaannya apakah orang mau bunuh diri sempat beli Burger,” ucap B dengan nada heran.
B Rumapea juga mencurigai adanya jejak tangan di kamar mandi, jejak tangan yang sama juga terlihat di kontrakan sebelahnya. Dikatakannya bahwa orang bisa masuk ke kontrakan korban lewat rumah kontrakan yang berada disebelahnya dimana rumah sebelah nya adalah rumah kosong. bahkan di temukan sisa makanan dan minuman yang masih rapuh belum terlalu masuk angin, dalam arti roti itu belum terlalu lama sekali ada dalam kamar rumah kosong.
Saksi utama dari kematian Riski membenarkan bahwa dia orang pertama yang menemukan mayat Riski tergantung di rumah kontrakan.