Orang pertama yang mengetahui bahwa Riski gantung diri adalah teman dekatnya berinisial D.
“Orang pertama yang mengetahui teman baik nya itu inisial D. Dengan alasan dia membangunkan kerja, beliau mengatakan abang gak bisa di hubungi, jadi alasan mau membangunkan kerja. Padahal D tidak pernah datang ke kost sepagi itu jika hanya untuk membangunkan mendiang, bahkan abang saya juga sering telat bangun, kenapa dari dulu D selalu ke kost kalau abang saya ngak bisa di bangunin kerja? Jadi cerita D kepada saya, dia baru mengantarkan adiknya kerja lalu singgah ke sini dengan pakaian baju tidur, lalu alasan dia karena di ketuk – ketuk gak ada yang buka namun kreta ada di dalam rumah, di congkel lah ini pintu, di congkel lalu di lubang pintu itu dia lihat ada bayangan lalu dia memanggil anak ibu kos dan mereka langsung mendobrak. Yang hal mencurigakan teman baiknya langsung masuk dan berani menurunkan mendiang dengan meminta bantuan kepada anak ibu kost,” ucap Rut merasa ada kejanggalan.
“Anak nya ibu kos sangat shock. Sementara sesuai kata anak ibu kost, teman baiknya ini langsung masuk aja tidak ada histeris,” kata Rut semakin merasa janggal.
Menurut kesaksian anak pemilik kost, bahwa korban meninggal menggantung menggunakan Sal.
“Sesuai dengan kesaksian abang yang menurunkan korban, ditemukan korban menggantung di pintu. Pintu kami itu pendek dan pakunya itu hanya segini (kecil) dan posisi abang saya menggantung pakai sal. Mendiang hanya gini (lengket di Sal) saja tidak ada lilitan satu atau dua lilitan hingga ketika dengkuk nya digini (disorong ke belakang) kan dia sudah terjatuh di bawah,” katanya.
Rut menduga bahwa abangnya sudah dibunuh dibawah dan untuk menghilangkan jejaknya, pelaku menggantungkannya di pintu, seolah – olah agar kelihatan bunuh diri.