Tambah pedagang lainnya ada kejanggalan setelah dilakukan pembangunan pasar Rakyat Parlilitan ini. Posisi lapak yang dibangun malah menghadap ke tembok milik rumah warga. Ironisnya, pembangunan yang menghabiskan anggaran miliaran rupiah itu tidak mampu memberikan kenyamanan bagi pedagang untuk berjualan.
Diketahui, dua kali pasar rakyat Parlilitan ini dilakukan renovasi. Pertama diperbaiki pada 16 Juni tahun 2019 silam dengan anggaran dari APBD Kabupaten Humbahas senilai 2 miliar lebih. Relokasi kedua dilakukan pada bulan Mei Tahun 2022 dengan menggelontorkan anggaran APBN senilai 2,9 miliar lebih.
Dikonfirmasi terpisah Kepala Dinas Koperasi Perdagangan dan Tenaga Kerja ( Kopenaker ) Nurliza Elita Pasaribu mengatakan bahwa kepala UPT Kopenaker pasar Rakyat Parlilitan sedang turun ke pasar kata dia.
” Kepala UPT nya sudah turun kesitu” ucap Nurliza. Disampaikan terkait ukuran lapak jualan warga yang sebelumnya 2 meter menjadi satu meter dan tambah menyempit dari sebelumnya, menjawab itu Nurliza Elita Pasaribu mengatakan agar berkomunikasi saja dengan UPT saja katanya.
” Saya mau rapat. Tanyakan ke UPT saja ya” ucapnya.
Ditempat terpisah UPT Pasar Parlilitan Lumban Gaol mengakui adanya penyempitan lapak para pedagang. Menurutnya lapak menjadi menyempit akibat bangunan yang baru.
Disinggung mengenai adanya pedagang baru yang diberikan izin oleh Perindakop Humbahas untuk berjualan memicu para pedagang menjadi berdesak desakan.
Lumban Gaol berkilah bahwa penyempitan itu terjadi akibat bangunan baru yang berubah kata dia.
Terkait adanya rumor yang mengatakan adanya dugaan jual beli lapak maka dipaksakan pedagang baru untuk berjualan meski keadaan tak memungkinkan dan telah sempit, Lumban Gaol menepis kabar itu. Ia mengatakan tidak ada menerima uang katanya. (Tim/Ly).