Lintas10.com. Kuansing – Kasus penyakit ngorok (Septicaemia Epizootica (SE) terhadap hewan ternak kerbau di Kabupaten Kuantan Singingi, sejak beberapa waktu lalu sampai sekarang ini sangat tinggi.
Buktinya, sudah mencapai 65 ekor hewan ternak kerbau yang mati bangkai, 99 ekor yang dipotong paksa dan 15 ekor yang dijual,” ungkap Plt Kadis Perkebunan dan Peternakan Kuantan Singingi Andri Yama Putra, S.Hut. M.Si melalui Drh. Asrul ketika dihubungi dikantornya.
Menurutnya, kasus Penyakit Ngorok (SE) terhadap hewan ternak kerbau ini, mulai terjadi sejak tiga hari setelah lebaran Idul Fitri sampai saat sekarang ini. Yang terjadi di tujuh desa dalam empat kecamatan.
Berikut adalah rinciannya yaitu :
1. Desa Koto Rajo Kecamatan Kuantan Hilir Seberang, terdapat 4 ekor kerbau mati bangkai dan 9 ekor potong paksa,
2. Desa Seberang Taluk Kecamatan Kuantan Tengah, tidak ada kerbau mati bangkai dan 4 ekor potong paksa,
3. Desa Bandar Alai Kecamatan Kuantan Tengah, terdapat 3 ekor kerbau mati bangkai dan 28 ekor potong paksa,
4. Desa Kopah Kecamatan Kuantan Tengah, terdapat 40 ekor kerbau mati bangkai dan 17 ekor potong paksa,
5. Desa Pulau Komang Sentajo, Kecamatan Sentajo Raya, terdapat 2 ekor kerbau mati bangkai dan 13 ekor potong paksa,
6. Desa Petapahan Kecamatan Gunung Toar, terdapat 15 ekor kerbau mati bangkai dan 23 ekor potong paksa,
7. Desa Teluk Beringin Kecamatan Gunung Toar, terdapat 1 ekor kerbau mati bangkai dan 4 ekor potong paksa,
” Jadi untuk kasus penyakit ngorok (Septicaemia Epizootica (SE) terhadap hewan ternak kerbau di Kuansing, terjadi sejak tanggal 15 Maret – 9 May 2023. Namun para penyuluh peternakan terus melakukan vaksinasi terhadap hewan ternak tersebut,” ujarnya.